Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?
Jawaban saya :
Selama hampir 14 tahun menjadi guru, saya sering menghadapi situasi pengambilan keputusan, termasuk konflik antara dua kepentingan. Salah satu pengalaman yang sering terjadi adalah ketika dalam memberikan nilai rapot "baik" kepada seorang siswa yang tidak menyelesaikan tugas-tugasnya disebabkan oleh kondisi keluarga. Ini merupakan situasi yang dilematis, beberapa rekan guru menganggap siswa tersebut bermasalah dan tidak berhak mendapat nilai. Namun saya mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, kejujuran, dan integritas. Siswa tersebut mendapatkan nilai baik dari saya karena saya ingin memberikan dukungan pada masa kondisi keluarga dan masa depannya. Pun demikian, saya tetap memberikan tugas kepadanya meskipun tugasnya lebih sedikit daripada temannya dan memfasilitasi siswa tersebut untuk dapat menyelesaikan tugasnya.
Nilai-nilai kebajikan, terutama kejujuran dan integritas, menjadi landasan pengambilan keputusan saya. Saya percaya bahwa transparansi dan dukungan terhadap siswa yang menghadapi kesulitan adalah esensi dari keberhasilan pendidikan.
Pengalaman ini mengajarkan bahwa mengambil keputusan dalam dilema memerlukan pertimbangan teliti terhadap nilai-nilai yang diyakini kesepakatan-kesepakatan yang tellah dibuat, guna mencapai keseimbangan antara keadilan dan dukungan bagi siswa.
Â
Halaman 6
Pertanyaan 3
Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu?
Jawaban saya :
Bagi seorang guru, merenungkan apakah keputusan yang diambil merupakan pilihan terbaik atau apakah ada alternatif yang lebih baik sangatlah wajar. Tindakan refleksi diri dan keraguan ini mencerminkan tingkat kepedulian dan dedikasi guru terhadap perkembangan muridnya. Alasan umum untuk mempertanyakan keputusan melibatkan :