Di sinilah kisah kami berawal. Dimulai dengan kalimat-kalimat perkenalan seperti layaknya orang-orang. Hingga percakapan-percakapan yang bersifat pribadi. Sedikit banyaknya aku tahu seperti apa dia ini. Dari cerita temanku ia adalah lelaki yang sholeh, sudah hafidz juga, dan sekarang bekerja di Pondok Pesantren tak jauh dari tempat tinggalku.Â
Ia masih menempuh pendidikan disalah satu Universitas Swasta yang ada di sana. Dan aku pikir ini adalah perbincangan yang serius, apa mungkin ia sedang bermain-main sekarang?.Â
Layaknya seorang lelaki yang sedang mengintrogasi seorang perempuan yang ingin ia jadikan sebagai calon istrinya. Wanita mana yang ga bawa perasaannya saat ada lelaki baik dan sholeh yang bertanya sampai ke hal-hal pribadi. Apalagi ini soal pernikahan. Perempuan yang berusia genap 24 tahun ini berharap akan ada seorang lelaki soleh yang melamarnya dan akan menikah tahun ini. Â Â Â Â Â Â
"Sudah siap untuk menikah?"
"Sudah punya calon?"
Aku bukanlah perempuan ahli dalam percintaan. Tidak sama sekali. Kalau pun cinta, aku hanya bisa menyimpannya dalam hati dan doa. Bukan cinta sih, masih ku simpan dalam bentuk sebuah kekaguman. Berkumpul dengan orang-orang sholeh adalah tameng buatku untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran islam.Â
Apalagi kini aku jauh dari orang tua, aku tak mendapat pantauan langsung dari mereka. Kalau bukan diri sendiri, siapa lagi yang akan melindungi. Allah. Dia pelindung terbaikku, tetapi harus dengan usahaku. Pacaran, adalah hal yang sangat ku hindari.
"insyaAllah sudah.."
"Belum, masih menunggu jodoh dari Allah".
***
Lagu yang dinyanyikan oleh Chanyeol (EXO) dan Punch (Stay With Me) tepat di samping telingaku yang begitu mengganggu membuatku terbangun. Aku meraihnya untuk memastikan bunyi notifikasi apa itu, ternyata itu alarm. Pukul 4 tepat. Yah.. aku memang selalu memasang alarm pada jam itu, karena aku harus bangun cepat untuk beres-beres dan pergi ke sekolah dipagi hari.Â