Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Romantisme Semangkuk Sup Tahu

14 Agustus 2023   10:18 Diperbarui: 14 Agustus 2023   10:20 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kan mau dibuat keripik, Sayang.” Memang benar. Kami sudah menantinya cukup lama untuk menikmati olahan dari pisang itu. Bayangan kriuk-kriuk dari renyahnya keripik semakin kuat. Namun, di sisi lain, kami sangat membutuhkan isi dompet yang sudah kosong melompong. Setelah berpikir panjang, aku pun mengajak suami untuk menemui orang yang akan membeli pisang itu.

“Yuk, kita temui orangnya dulu!” ajakku pada suami.

Tanpa basa-basi orang itu langsung menodongkan kata-kata padaku, “Yu, pisangnya tak beli saja, ya! daripada harus dibikin keripik kan prosesnya lama. Mending dijual saja, langsung dapat duit.”

Enak saja, memang aku mata duitan, Pak? umpatku dalam hati. 

Memang, sih. Logis juga alasannya. Rasanya ingin tertawa, tetapi kuurungkan. Jangan salah paham, aku hanya ingin menertawakan diriku yang sok jual mahal.

“Aku benar-benar sedang butuh, Yu. Ini penting. Nyarinya susah. Tadi ada di seberang jembatan sana, tapi masih muda banget. Jadi, nggak kuambil,” jelasnya.

Melihatku masih berpikir, orang tersebut langsung menawar dengan harga yang lumayan tinggi, “Satu tundun ini kubeli 35.000 ya, Yu? Jadi per sisir harganya 5.000.”

Sepertinya aku kalah dengan rayuan maut Si Bapak ini. Aku menyesal pada diriku sendiri. Dasar wanita. Mudah sekali goyah, pikirku.

“Ya, sudah, Pak. Monggo! Ditebang sendiri, ya!” Kataku.

Kulihat suamiku senyum-senyum sejak tadi, mengamati perdebatan singkatku dengan Bapak itu. Aku sangat memahami maksudnya. Dia sengaja menertawakanku atas sikap anehku, yang pura-pura tidak mau, padahal kenyataannya sangat mau.

Setelah Si Bapak Pembeli itu pergi. Suamiku langsung menghampiriku. Dia menyerahkan sejumlah uang hasil penjualan pisang itu padaku. Senyumku mengembang. Aku sangat bersyukur pada kuasa Tuhan. Tidak ada yang tidak mungkin bagiNya untuk memperbaiki keadaan seorang hamba yang yakin padaNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun