******************************************
Nilai nilai Aswaja di Ke Nu an adalah standar wajib yang semua Nahdhiyyin seyogyanya tak mengabaikannya karna disitulah nilai nilai Qonun Asasy bersarang. Dan Qonun Asasy yang diasaskan oleh pendirinya adalah nahkoda bagi siapapun yang kelak menahkodai NU tidak boleh tidak.
Prinsip Aswaja pertama :Tawassut dan i’tidal:
“yakni suatu sikap tengah yang berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah tengah kehidupan bersama .
Di sini kita harus memosisikan diri di tempat yang netral terhadap semua intepretasi “bekas sujud” termasuk di dalamnya jidat hitam itu. Kita dengan prinsip Aswaja yang pertama ini tidak boleh menyudutkan salah satu intepretasi dari “bekas sujud”(untuk selanjutnya disebut “bs”) yang multi intepretasi . Karna dengan membela yang lain tapi menyudutkan salah satu intepretasi berarti telah terjadi tathorruf atau ektrimisme dalam memosisikan diri terhadap intrepetasi “bs” yang implikasinya tidak berlaku adil dan lurus di tengah tengah kehidupan bersama.
Prinsip Aswaja kedua:Sikap Tasaamuh
“yakni sikap toleran dan menghargai terhadap perbedaan pandang baik dalam masalah keagamaan terutama dalam hal hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiah serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.”
terhadap semua intepretasi “bs” dengan prinsip ini seharusnya sangat toleran dan menghargai perbedaan pandang karna ini jelas masalah furu atau bukan masalah aqidah. Maka bagaimana jika yang diserang adalah Aswaja? Maka sikap kita sudah jelas seperti dalam Alquran karana kita insya Allah pioner kebaikan sebagaimana firman Allah:
dan jika orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata salam (keselamatan )
Jadi, kalau perkataan yangdiperntukkan guna membalas orang yang melecehkan kita saja harus dalam koridor yang positif ,konstruktif dan membangun maka untuk perbuatan yang diperuntukkan guna membalas mereka harus lebih positif, lebih konstruktif dan lebih membangun (aslah). Ini adalah manhaj kita; Ahlussunnah Wal Jamaah. Namun dalam prakteknya , bukanlah urusan yang mudah untuk dijalani karna butuh penguasa atau orang yang kuat untuk membumikan prinsip Aswaja agar berdiri di antara pikiran yang beragam.
Untuk mendapatkan kedamaian dalam bingkai keberagaman haruslah dengan prinsip Tasamuh ini. Begitu pula dalam menyikapi intepretasi “bs”,sikap tasamuh harus dikedepankan agar kedamaian dalam bingkai keberagaman ini dapat diraih.