"Di mana aku? Mengapa aku tak memijak daun?" tanyanya.
Buma lantas  memperhatikan sayapnya. Seperti Duma saat baru keluar tadi, Buma pun terkejut memandang belakang tubuhnya. Ada sayap berwarna merah muda dengan bintik-bintik putih di sana-sini.
Buma mengepak-ngepakkannya dan mulai belajar mengimbangi tubuh.
Duma menertawakannya.
"Mengapa kau menertawakanku, Duma?" tanya Buma marah.
"Karena wajahmu sangat ketakutan. Lucu sekali," sahut Duma terbahak-bahak.
"Ish," sergah Buma mencoba terbang menjauh.
Duma segera mengejarnya.
"Mengapa kau menjauh? Apakah kau marah padaku?" tanya Duma dengan wajah sedih.
"Ya tentu. Karena kau sombong sekali. Mentang-mentang sudah pandai terbang, malah menertawakanku," jawab Buma bersungut-sungut.
"Jangan marah, dong. Maafin aku deh," pinta Duma menyesal.