Mohon tunggu...
Nur Jannah
Nur Jannah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Hobi membaca fenomena dan menulis alam, memasak, travelling dan merencanakan masa depan anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buma dan Duma

27 Maret 2023   06:18 Diperbarui: 27 Maret 2023   06:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di mana aku? Mengapa aku tak memijak daun?" tanyanya.

Buma lantas  memperhatikan sayapnya. Seperti Duma saat baru keluar tadi, Buma pun terkejut memandang belakang tubuhnya. Ada sayap berwarna merah muda dengan bintik-bintik putih di sana-sini.

Buma mengepak-ngepakkannya dan mulai belajar mengimbangi tubuh.

Duma menertawakannya.

"Mengapa kau menertawakanku, Duma?" tanya Buma marah.

"Karena wajahmu sangat ketakutan. Lucu sekali," sahut Duma terbahak-bahak.

"Ish," sergah Buma mencoba terbang menjauh.

Duma segera mengejarnya.

"Mengapa kau menjauh? Apakah kau marah padaku?" tanya Duma dengan wajah sedih.

"Ya tentu. Karena kau sombong sekali. Mentang-mentang sudah pandai terbang, malah menertawakanku," jawab Buma bersungut-sungut.

"Jangan marah, dong. Maafin aku deh," pinta Duma menyesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun