Semua menertawakan kado buatan Shofa. Rupanya ia ingin memberikan hadiah juga pada kakak. Namun, bingkisan yang ia buat sungguh berantakan. Kertas kado yang dipakai adalah sisa bungkus kertas kado entah milik siapa. Dan cara membungkusnya pun sama sekali tidak rapi.Â
"Ayo, keluarkan kue dari kulkas, Yah," pinta Tante Mira pada Om Irvan.
Dengan bergegas, omku segera membuka kulkas dan mengeluarkan kue ulang tahun. Kami menanti dengan penuh harap.Â
Namun, Om Irvan kelihatan bingung. Ada seiris potongan kue yang hilang. Bolu berlapis krim dan dihiasi aneka permen serta taburan coklat yang indah itu sudah tidak utuh lagi. Ada bagian kecil yang terambil tidak rapi! Sepertinya seseorang sudah mengambilnya tapi tidak menggunakan pisau. Terlihat dari irisannya yag tidak rapi itu.Â
"Ma, kok begini kuenya?" tanya Kak Suci keheranan.
"Loh, siapa yang sudah memotongnya, Yah?" tanya Tante Mira.
"Ayah tidak tahu, Ma," jawab Om Irvan keheranan.
"Zabir, kamu lihat siapa yang sudah buka kulkas tadi?" tanya tante kepadaku.
"Nggak, Tan. Aku kan sibuk bantu om dan kakak menghias ruangan tamu," sahutku.
 "Jangan-jangan ...." Semua mata menoleh ke arah Adik.
"Dik?" panggil Kak Suci dengan marah.