"Hulaaa, ini dia kue ulang tahun Kakak!" Teriakan Tante juga mengagetkan Kak Suci yang tampak sedari tadi menanti dengan penuh harap.
"Wah, indah sekali, Ma! Makasih ya, Ma!" Teriakan Kak Suci lebih keras lagi dari mamanya.
"Yuk, simpan dulu di kulkas. Nanti kita keluarkan jam tiga sore," ujar Tante Mira.
"Asyiiik!" seru kami semua dengan gembira.
Aku lantas membantu Om Irvan meniup balon-balon sedangkan Tante di dapur menyiapkan sajian.
Sore harinya, sebelum jam tiga, aku pun pulang dan berdandan dengan tampan. Kemudian aku kembali ke rumah sepupuku yang akan merayakan ulang tahunnya itu.
Kulihat Kak Suci cantik sekali, sedang berdiri menyambut para tamu yang mulai berdatangan. Aku melihat Shofa pun sama. Dia memakai baju berwarna pink yang sangat indah. Suasana ceria dan seorang badut telah hadir untuk turut memeriahkan acara.
Seluruh teman Kak Suci datang membawa kado masing-masing. Mereka menyerahkannya pada Kak Suci. Bungkusnya berwarana-warni. Ada merah, kuning, biru dan lain-lain. Bentuknya juga bermacam-macam. Ada yang kotak, bulat, besar, sedang dan kecil. Kak Suci tampak bahagia sekali mendapat bingkisan dari kawan-kawannya.
Tak lupa aku pun memberikan kadoku. Tiba-tiba adik Shofa mengajukan sebuah kado mini.Â
"Adek. Ini apa?" tanya Kak Suci.
"Kado Kak. Buat kakak," sahut Shofa.Â