Dipandanginya wajah-wajah orang di sekitarnya lalu mulai menggandeng kedua sosok di kanan kirinya. Ia berdiri di atas pembaringan. Perutnya sudah tak buncit lagi. Tubuhnya mengeluarkan cahaya putih terang.
Ia bangkit di atas tempat tidur. Lana mengangguk dan tertawa ceria kepada sang ibu.
"Tidak ...! Tidak ...! Jangan pergi ...! Jangan pergi ... !" teriak Miranti dari luar.
Tapi mereka akan tetap pergi.
"Lana ...!" teriak Miranti panjang.
Sekilas Lana menoleh. Menatap sang ibu. Lantas segera berari ke arahnya dan memeluknya.
"Jangan sedih, Ibu. Aku pergi ke istana bintang. Di sana aku bisa bertemu dengan kejora yang baik hati. Aku akan bermain dengannya. Bermain-main di taman. Ibu jangan sedih. Nanti kalau ibu datang ibu susul aku, ya! Bawakan mainanku yang itu." Lana menunjuk mainan boneka cokelat miliknya.
Dan diusapnya air mata yang mengalir di pipi Miranti. Miranti enggan melepasnya dan semakin erat memeluk. Tapi tubuh Lana melentur lalu mundur dan perlahan kembali ke hadapan dua sosok bayangan putih yang menggamitnya di kanan kiri.
Lana menengok sekali lagi dan tersenyum.
"Selamat tinggal. Ibu."
"Tidak ...! Jangan pergi ...!"