Miranti jatuh terduduk, dipeluk Doni, putra ciliknya. Rinto hanya menghela napas panjang.
***
Beberapa waktu kemudian Lana berhasil melewati masa kritisnya. Miranti segera memberikannya minuman. Diusapnya keringat di wajah Lana.
"Ini resep yang harus ditebus ya?" Seorang suster cantik memberikan selembar kertas.
"Makasih, Sus," sahut Rinto. "Bu, mana kopian KTP dan lain-lainnya? Biar kutebus sekarang saja," tanyanya.
"Itu, Pak. Di tas hijau. Tadi pagi sudah kukopi sampai dua puluh lembar," sahut sang istri.
"Kok banyak sekali?"
"Buat jaga-jaga. Daripada nanti kurang. Kalau fotokopi di sini kan mahal."
"Benar juga." Rinto lekas mengumpulkan beberapa lembaran berkas yang dibutuhkan.
Untuk menebus sebuah resep dengan jaminan pemeliharaan kesehatan yang disediakan pemerintah, ia harus menyertakan fotokopi surat-surat masing-masing lima lembar.
"Doni ... mana ..., Ma ...?" tanya Lana lemah.