Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nggoreng Sego

22 Januari 2025   17:44 Diperbarui: 22 Januari 2025   17:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lho piye to Paklik iki? Salahku opo?

Versi Bahasa Indonesia

Menggoreng Nasi

Peristiwa ini terjadi saat saya masih kelas lima SD. Saya ingat betul hari itu adalah  hari raya ketupat, artinya seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Kami semua, anak, mantu dan cucu yang berjumlah lima belas jiwa itu berkumpul di rumah Simbah. Anaknya Simbah ada lima, Ibuku yang sulung, berikutnya Bulik Lastri lalu Bulik Parti. Ketiganya sudah memberi tujuh cucu, aku cucu yang pertama. Dua adik Ibu yaitu Paklik Mur, baru saja menikah. Yang terakhir adalah Paklik Dar yang belum menikah tetapi sudah mempunyai pacar.

Hari itu Paklik Yadi, suaminya Bulik Lastri, membawa ikan dari Sendangbiru. Ada ikan kecil-kecil, ada juga ikan tuna yang besarnya sepaha orang dewasa. Mumpung keluarga pada kumpul, ikannya diolah untuk dimakan bareng-bareng.

Ikan yang kecil-kecil dibumbu merah ala sarden dengan banyak tomat dan tidak pedas. Ikan tuna dibakar lalu dibuatkan sambal dan lalapan. Uenak! Saya makan sampai nambah tiga kali.

Kami, keluarga besar yang suka makan. Hanya Paklik Dar yang  tidak suka. Sejak pagi ia keluar rumah entah kemana, katanya kepalanya pusing karena bau ikan. Paklik yang rambutnya setengah keriting itu memang tidak suka ikan. Ia hanya mau makan ikan tempe, ikan tahu dan ikan kerupuk. Jangankan makan ikan, baunya saja membuat ia lari terbirit-birit.

Malam harinya sekitar bakda Isya', Paklik Dar pulang. Sepertinya ia lapar, terlihat dari tempatku menonton TV, ia membuka tudung saji di meja makan.  Walah, kasihan tidak ada lauk yang disukai.

 "Rin, kamu bisa menggoreng nasi?" tanyanya kepada saya.

"Menggoreng nasi? Belum pernah, Paklik. Tapi kalau menggoreng tempe atau tahu, bisa saya."

"Ya, sama saja. Mau nggak? Nanti saya pinjami laptop, banyak game baru yang seru-seru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun