Kata Ustadz Fajar, lelaki boleh beristri lebih dari satu, tetapi harus adil. Bapak tidak bisa adil. Ia lebih lama berada di rumah Tante Yani daripada di sini bersama kami.
"Anak-anaknya masih kecil-kecil, di sana," Ibu mengatupkan telunjuknya di bibir, ia mencegah Mas Reynold yang marah karena Bapak tidak jadi datang, padahal Ibu sudah menyiapkan makan malam istimewa.
Itulah ibuku. Orang paling dekat sekaligus paling asing bagiku. Ia sosok misterius yang tidak terjangkau. Ia bisa tersenyum bahkan tertawa riang di pagi dan siang hari. Kepada para pelanggan yang datang ke tokonya, Ibu bisa dengan santai menjawab segala pertanyaan tentang Bapak.
"Alhamdulillah, sekarang saya tahu kemana perginya suami. Saya tidak mengkhawatirkan karena di sana sudah ada yang memperhatikan kebutuhannya."
"MasyaAllah, Bu Yuli sudah mengikhlaskan Pak Haji untuk berpoligami. Benar-benar istri sholihah, panjenengan," cetus seorang ibu yang memakai kerudung biru.
"Tentu saja iklhas, Bu. Nafkah dari Pak Haji lebih dari cukup, banyak, 'luwih-luwih'. Tidak seperti bapaknya anak-anak saya yang harus kerja keras banting tulang tapi masih saja terseok-seok, utang dimana-mana," kata ibu yang lain.
"Lha kalau nafkah saja masih begitu ya jangan boleh nikah lagi, Bu. Memangnya anak orang bisa kenyang cuma diberi cinta? Kok 'nyimut'?" seloroh ibu yang lain lagi. Hari itu banyak pelanggan yang mampir di toko, kebanyakan dari mereka masih tetangga dekat-dekat sini.
"Astaghfirullah ... bersyukur saja ibu-ibu. Begitu cara kita berbahagia dan supaya rejeki makin berkah. Jangan membandingkan kehidupan kita dengan orang lain," kata Ibu.
"Apakah Bu Yuli bahagia?" tanya ibu yang berkerudung biru.
Sejenak ibu terdiam, kuliihat ia menunduk. Hanya sebentar. " Belanja apalagi Bu? Sedang ada promo minyak goreng lho. Murah! Meskipun merek baru tapi saya berani menjamin, tidak apek, tidak mudah panas. Monggo ibu-ibu. Mas Reynold tolong minyaknya diturunkan." Ibu mengalihkan perhatian ibu-ibu pelanggannya.
Itu juga yang sering ingin kutanyakan kepada Ibu. Apakah Ibu bahagia?