"Eumm..... Boleh deh. Yuk!"
Sesampainya di pantai, mereka langsung asyik bermain. Saling berkejaran, bermain pasir, dan mencipratkan air. Tawa Dara dan Dirga pecah pada momen itu. Jarang sekali mereka menghabiskan waktu berdua seperti ini, meskipun mereka sering bersama.
Dirga kelelahan, dirinya duduk di tepi pantai sembari menikmati matahari yang mulai tenggelam. Tak jauh darinya, Dirga melihat Dara yang sedang duduk sendiri sambil memperhatikan ombak yang membasahi kakinya.
Matahari perlahan mulai dilahap laut, cahayanya yang jingga menerpa wajah Dara dan menciptakan siluet yang indah. Hidung Dara yang bangir dan bulu matanya yang lentik itu terekam indah dalam mata Dirga.
Rasanya waktu ini ingin Dirga hentikan, ia ingin selalu bersama Dara, wanitanya. Benar, Dirga menyayangi Dara, tetapi Dirga tak berani untuk mengungkapkannya. Ia rasa lebih baik untuk memendam perasaannya sendiri. Biar ia sendiri dan Tuhan yang tau seberapa sayangnya Dirga pada wanita yang bernama Dara itu.
“Daraaaa!! Ayo pulang, udah gelap nihhh....!!” Teriak Dirga kepada Dara yang masih asyik memandangi ombak yang saling berkejaran.
“Iyaaaa ayooooo.....” Sahut Dara yang langsung beranjak mendekati Dirga.
“Yu pulang, bunda kamu sudah nge-chat aku ini.”
“Okeiiii,” jawab Dara dan langsung berjalan mendahului Dirga
**
“Habis darimana nih? Kayanya muka abang bercahaya banget?” Tanya Mama Dirga iseng.