Mohon tunggu...
NUR FAISAL H
NUR FAISAL H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Nur Faisal Hamzah seorang yang memiliki hobi membaca dan menulis suatu karya entah itu puisi atau sajak bahkan novel sedang ku kerjakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Antara Takdir Chapter 3

12 September 2022   00:40 Diperbarui: 12 September 2022   00:51 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki jangkung itu memegang ponsel sedang menunggu gadis yang membuatnya tergila-gila, berjam-jam ia menunggu di kos temannya yang tak jauh dari kampus, hingga sampai surya ingin kembali menuju ufuk barat poros bumi, tak ada satupun notif darinya. Ia bertanya kepada jiwa yang merasakan kesedihan lalu pria berambut ikal sangat penasaran kemana gadisnya, kemudian ia pulang kekamar dengan membawa kekesalannya, melampiaskan dengan memainkan musik dari Greenday.

Ponselnya baru saja mendapatkan notifikasi dari sang gadis yang beralasan bahwa ia hari ini sedang sakit, bintang mengutak Ponselnya dengan perbincangannya.

"maaf aku hari ini sakit tak bisa menemanimu menonton" ujarnya dengan titik dua dan tanda kurung.

"mengapa kamu baru mengabariku sekarang?" bintang membalas dengan perasaan marah.

"bukan itu saja, aku menunggumu hingga senja menghampiri, jika kamu menutupi seluruh dusta ini lebih baik jujur saja aku tak akan marah denganmu" tambahnya dengan amarah yang menggelegar.

"ya tapi ini aku habis pergi ke puskesmas aku sempat melihatmu tapi aku tak ingin kamu merasa kecewa" sambil menunjuk tombol di whatsapp.

"setidaknya aku butuh beberapa kalimat dari bibirmu itu" mencari pembenaran dalam hati nya.

"iya, aku salah tapi kita hanya teman tidak lebih mengapa kamu marah seperti pacarku?" jawab ana.

Seketika itu juga bintang membisu dari pertanyaan yang membuatnya gelisah dan memikirkan kata demi kata untuk menjawab pertanyaan itu. 

"ana memang kau bukan milikku tapi aku sangat mengagumimu jika kamu merasa aku seperti pacarmu tak masalah, aku memang menyukaimu, bisakah kau memberiku jawaban?" bintang menyatakan cintanya dengan gadis itu.

"aku saat ini sedang menjalani hubungan dengan seorang pria yang ada jauh disana, dan akupun tak ingin menyakitimu jua, saat ini maaf aku belum bisa menerimamu bintang" ana bimbang dengan argumennya.

"Indriana Nur Rohamani aku akan siap menunggumu tapi bisakah kau menemaniku kemana ku mau walaupun hanya teman dan jika waktunya tepat aku akan siap menjadi rumahmu seutuhnya" bintang seperti ingin menangisi perkataannya. 

"maaf tama aku masih menjaga hati orang lain" ujarnya sambil menangis. 

seketika itu juga malam seperti tak sama dengan biasanya hujan dan badai turun sama dengan hati pria jangkung itu, kemudian ia menuliskan puisi dimana ia merasakan kekecewaan yang baru pertama kalinya ia diperlakukan bagaikan hotel. 

Beberapa saat kemudian dosen yang mengajar matakuliah Bahasa Indonesia melihat puisi yang ia ciptakan dengan judul "sebuah harapan palsu dari seorang gadis" dan segera menghubungi bintang. 

"assalamualaikum, mas bintang besok bisa datang ke ruangan saya besok jam 12 siang, ada yang ingin dibicarakan" bintang mendengarnya panik seketika. 

"waalaikumussalam, baik pak, saya insyaallah bisa datang" jawabnya dengan tangan gemetar. 

Suasana hatinya hancur bak pesawat terbang yang jatuh di hamparan gurun, kemudian ada pria yang berperawakan seperti rentenir yang mendatangi dengan membawa kopi dan sebuah papan catur ia menanyakan perihal keadaannya yang murung seharian tanpa keluar kamar padahal pengajian tidak libur pada malam itu, ia bertanya dan mengajaknya bermain catur.

"assalamualaikum bin, apakah kamu baik baik saja? Sepertinya kamu tak mengikuti pengajian malam ini." ujarnya sambil menyicipi kopi. 

"waalaikumsalam eh bang putro, iya bang hari ini, lagi kurang enak badan, kayanya masuk angin." meringkih kedinginan. 

"yaudah ini kubawakan kopi, kau menyukai kopi kan? Sepertinya hari ini kamu belum meminum secangkir kopi" sambil tertawa dan membuka papan catur. 

"sepertinya iya bang, wah abang baik banget membawakan kopi kesini." perasaannya teralihkan dengan adanya bang putro. 

Kemudian perbincangan panjang saat malam menggantikan rasa sakit yang telah gadis itu berikan, pria itu lupa jika ia masih memiliki teman di dalam ukiran cerita hidup nya. 

Kamis di pertengahan bulan agustus bintang pergi ke ruang pak Bahrul mengatakan ada program pertukaran mahasiswa sekaligus lomba, dan jika ia mengikuti program tersebut akan lebih cepat menyelesaikan perkuliahan di semester ini kemudian pak Bahrul mengatakan ia akan di tempatkan di Kalimantan Timur tepatnya samarinda, ia memiliki koneksi yang banyak disana. 

"tak perlu pikir panjang ambil saja semuanya akan di biayai oleh kampus, dan kau memiliki potensi yang hebat yang jarang ada lelaki menyukai puisi" kata pak bahrul yang meyakinkan diri nya untuk pergi kesana. 

"tapi, kamu hanya 1 bulan setengah disana tempatnya lebih asri dari kota ini, ayo kapan lagi jika kau memenangkan lomba dan menyelesaikan kuliah ini maka semester depan kamu hanya perlu mengambil 3 sks dan bisa mengambil sks atas" ujarnya dengan tegas. 

Lalu bintang ambil kesempatan ini tanpa pikir panjang dan juga sebagai sarana pelarian dari rasa sakitnya, dan akan berangkat pada hari senin depan. Sebelumnya ia berpamitan kepada pak kyai dan bu nyai sebagai orang tua pengganti, dan mereka tak mau menahan bintang untuk kesempatan ini, mereka malah menambahkan hadiahnya jika ia juara lomba puisi maka bintang akan lulus secepatnya dan bebas memilih tinggal atau pergi ke kosan. Malamnya ia berpamitan dengan bang putro yang ia anggap sebagai kakaknya dan bang putro hanya berpesan. 

"jaga dirimu baik-baik disana, aku hanya bisa menyemangatimu semoga kau berhasil" jawabnya dengan meneteskan air mata. 

Ia pun menjawab pernyataannya bang putro sambil menenangkannya. 

"Tenang bang, gua pasti balik kesini, rokok gua lu pake aja ya, kopinya juga sekalian, gua minta kalo ada yang nyariin gua, bilang aja gua cuti" ujarnya sambil tersenyum. 

Lalu ia membereskan kamar kemudian ia berangkat menuju stasiun kereta Purwokerto dan transit di bandara YIA bandara yang terdekat dari Purwokerto dan meninggalkan sebuah pesan yang tak digubris oleh ana. 

"jangan lupa jika kau butuh pundak untuk bersandar aku selalu akan ada untukmu". 

Bintang terbang ke angkasa melewati cakrawala sekitarnya hanyalah awan dan udara yang membuat pria itu terlelap dalam gemerlapnya malam hingga ia mendarat disambut oleh para remaja yang telah menunggu dikoridor bandara. Ia menaiki motor ke rumah yang telah disiapkan bertemu dengan orang tua yang sudah menginjak usia senja tapi raganya masih seperti anak muda penuh dengan gairah. Namanya ibu rini umurnya 65 tahun adalah ibu dari pak bahrul anam dosen yang membimbing bintang, lalu ia menceritakan tentang anaknya yang sangat bandel hingga bisa menjadi lulusan terbaik di salah satu universitas negeri ternama, bintang mengagumi pak bahrul dan membuat semangat untuk mengikuti kegiatan besok pagi. 

Esoknya ia berangkat sebagai delegasi kampusnya ia sedikit gerogi namun ibu rini menemaninya dan menyemangati. 

"jangan gugup nak, kamu bisa ingat lampiaskan semua keresahanmu dan ekspresi kan apa kamu rasakan dan jangan lupa berdoa terlebih dahulu" memegang tangan bintang yang dingin itu. 

"terima kasih aku akan menunjukkan sebuah seni yang akan menjadi masterpiece yang akan menggemparkan jagat raya" jawabnya sambil mengepalkan tangannya. 

Lalu nama sang pria itu terpanggil untuk maju dan menunjukan puisi yang ia bawa, para peserta dan panitia menangis mendengarkan puisi yang ia lantunkan dengan ritme dan sajak yang sangat menyentuh hati hingga seraya bersorak dan bertepuk tangan dengan sebuah karya yang bukan main untuk didengar. Selang beberapa waktu pengumuman juara akan diumumkan pada hari jumat 28 september 2021. 

Kalimantan sepertinya sama seperti rumahnya di jakarta memang ramai tapi tidak membuatnya merasa sedih malahan ia nyaman di tempat yang baru saja ia singgahi, pada pagi hari ia berangkat ke kampus untuk melakukan program pertukaran bintang sebagai mahasiswa luar menjelaskan tentang apa saja yang ia ketahui di jurusan yang ia arungi itu, ternyata perbedaan kurikulum yang membuat bintang sedikit lebih dulu mempelajari ilmu filsafat dan juga informatika bisnis. Setelah mempersembahkan pengetahuan bapak dosen menawarkan untuk membantunya mengajar di beberapa kelas karena keterbatasan waktu menjadikan bintang terlalu sibuk dengan urusan di kampus barunya. 

Siang yang panas, bumi sepertinya sedang merengek kepanasan karena betapa tidak baru kali ini merasakan suhu yang tak pernah ia rasa, kemudian mampir ke warung kopi dengan memesan secangkir teh dingin untuk menghilangkan rasa dahaga ada seorang wanita yang pernah ia lihat di instagram, wanita itu sedang membaca buku dari Galang Permana berjudul Manusia Setengah dewa, dan bintang sangat tahu betul isi buku itu yang menceritakan tentang kehidupan seorang anak kecil yang selalu merasakan ketidakadilan oleh negaranya penuh dengan orang - orang oligarki. Ia mencoba menyapanya dengan pembahasan buku itu. 

"siang, sepertinya kamu seorang selebgram?" menyapanya dan agak sedikit menggoda. 

"kayanya kamu salah lihat orang deh" kaku dan tidak memperdulikan bintang. 

"aku tahu buku yang kamu baca itu" 

"iya, tapi sepertinya kamu sok tahu" wanita itu membalasnya cuek. 

"itu, buku Galang Permana bukan?" 

"iya memang buku Galang Permana ayahku dan aku juga tahu buku ini menceritakan tentang apa" 

"wah sangat beruntung bertemu dengan seorang anak dari maestro terkenal" ujarnya dengan mimik wajah yang tersenyum. 

"iya, memang ia sangat hebat hingga anaknya pun terlantar dengan kiasan kiasan dan sajak penuh kasih sayangnya hanya dibuku saja" ia seperti membenci orang itu. 

"aku Bintang Pratama, siapa namamu?" memperkenalkan dirinya yang lugu. 

"aku Anggun, kamu bukan asli warga sini kelihatannya" menatap pria itu dengan mata yang sinis. 

"iya aku mahasiswa pertukaran dari Purwokerto"

"aku salah menerka orang, aku tadi melihatmu di panggung kemarin lusa"

"oh kamu juga mengikuti lomba itu?" 

"iya, tapi aku tak peduli, aku hanya ingin ia memperhatikanku di arena penonton" ujarnya dengan mulut komat - kamit. 

"boleh minta tolong? Aku baru sampai beberapa hari yang lalu bisakah kamu jadi pemandu?" 

"ya nanti ketika aku selesai dengan tugas RPPku"

Setelah perbincangan lama mereka memutuskan untuk angkat kaki dari warung kopi itu. Lalu Anggun dan Bintang menjelajahi sudut - Sudut kota Samarinda yang belum pernah dilihat dengan mata kepala bintang, mereka pergi ke teater seni, Stadion sepakbola Persiba dan mengakhiri perjalanan ke suatu tempat yang jarang di pijak banyak orang, tempat dimana anggun melakukan meditasi, setelah perjalanan panjang bintang berpisah dengan anggun dan meminta maaf telah merepotkan anggun tapi anggun sedikit tertarik padanya, kemudian anggun mengatakan bahwa ia butuh bantuan kabari lewat instagramnya. 

Bintang pulang dengan suasana hati yang bersih dan nyaman, tapi ia tak melupakan ana yang ada jauh di luar jangkauannya, ia enggan untuk mengabulkan isi hatinya yang terus-menerus mengatakan untuk mengirimkan pesan kepada wanita tersebut. Ibu rini telah memasakkan bintang makanan khas daerah Samarinda, terlihat sedap saat disantap bintang menyicipi masakan itu betapa terheran-heran dengan kelezatan yang terpadu dilidahnya, tak tanggung - tanggung 2 porsi telah ia nikmati, ibu rini melihat masa lalunya ketika sang buah hati menyantap makanan seperti orang yang belum menemui nasi 3 hari, air mata meneteskan memori yang tak akan bisa ia lupakan. Bintang menanyakan perihal ibu rini yang menangis.

"bu mengapa kau menangis? Ujar pria itu sambil melahap sesendok nasi. 

"gak apa-apa, ibu hanya merindukan seseorang yang jauh disana"

"ibu merindukan pak Bahrul? Aku telpon boleh?. Sambil menggenggam ponsel. 

"tak apa nak, ibu tahu ia sedang sibuk, takut mengganggu waktunya bekerja" menyisir rambut gimbal bintang. 

"ibu melihatmu saja senang, kemiripanmu dengan dia yang sangat menyukai puisi, saat ia muda pria itu terbang ke imajinasi diantara kerumunan masa yang ada di podium karena puisinya"

"ia orang yang penuh dengan kreativitas dan imajinasi yang tak masuk akal ya bu" menjawab pertanyaan dari ibu rini. 

"iya, tapi karena itu lah ibu berpisah dengannya, karena pemenang lomba akan mendapatkan beasiswa penuh di universitas yang ada di jakarta" ujarnya sambil mendongeng. 

"semoga Aku bisa seperti dia ya bu" bintang memeluk wanita tua itu kemudian beranjak menuju kamar tidur. 

"iya bintang, semoga kamu bisa melampaui keterbatasan, ya sudah sana istirahat besok pasti ada jam kuliahkan?" 

"iya bu, aku tidur duluan ya, selamat malam". 

Selama 1 bulan bintang menghilang dari muka bumi, slametpun tak kuasa memperlihatkan kecantikannya, rawi pun selalu ditutupi awan dan malam tak pernah penuh dengan bintang kembali. Indriana merasakan jika ia terlalu jahat dengan pria jangkung itu ia mengabarinya menaruh beberapa pesan singkat.

"hallo, tama? Kamu kemana"

"kamu jangan seperti anak kecil"

"ayo kita mulai dengan pertemanan"

Pesannya hanya terbalas centang 1 ia khawatir dengan Bintang kemudian bertanya dengan teman sekamarnya.

"man, kamu iman kan? Temannya tama?"

"iya aku iman, tapi siapa tama itu?" ia kebingungan sambil menggaruk kepala.

"Bintang Pratama, aku memanggilnya tama, ia telah tak ada kabar selama 1 bulan apa ia masih ada di pondok?" ana dengan raut wajar gelisah.

"oh bintang, ia sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa di Kalimantan, dan juga ia telah mengganti nomor teleponnya"

"katanya mau mencari relasi disana" iman menambahkannya.

"program pertukaran mahasiswa ini berapa bulan?" tanya ana yang menyesali perkataannya. 

"oh iya, aku mau minta nomornya bintang yang baru" 

Kemudian ana mengirimkan pesan singkat untuk bintang ia merasa bahwa kejadian malam itu seharusnya tidak perlu terjadi. Disaat yang sama entah kebetulan atau tidak ia melihat instagram lelakinya yang jauh diJakarta sedang berkencan dengan wanita lain, ia merasa sedih dan juga selama ini lelaki yang ia bela mengkhianati hubungannya ketika ia menjaga tapi orang itu malah merusaknya dengan sebuah foto yang dikirimkan oleh rekan kerjanya kemudian ia mencoba menghubungi bintang. 

"kamu, kenapa mengikuti program ini? Apa kamu kecewa denganku tolong kembali aku sangat membutuhkanmu dan tolonglah angkat telponku ini aku ingin bicara denganmu aku tahu perbuatanku saat itu jahat tapi kamu ga harus mengikuti program tersebut aku harap kamu kembali secepatnya permohonan dari orang yang kamu cintai, semoga kamu baik-baik saja dan kembali dengan selamat aku akan menunggumu hingga kamu selesai dengan urusanmu tama salam dari gadis yang kau cintai ini" ia mengetik sambil menangis yang tak bisa ia tahan. 

Sedangkan di belahan Indonesia bintang yang sedang sudah merasakan indahnya hutan diKalimantan, terdengar suara notifikasi Ponselnya yang mengganggu ia sedang bermeditasi lalu ia melihat nomor yang tak ia kenal, lalu ia berkemas kembali kesana karena sudah menyelesaikan program ini, kemudian ia menjawab pesannya.

"aku senang kamu mengabariku, tapi aku masih ada tanggung jawab disini minggu depan aku akan kembali kesana tunggu aku jika kamu butuh pundak untuk bersandar aku selalu ada untukmu"

Melihat gadis yang ia cintai telah mencintainya, hari harinya terasa berwarna kembali senjapun juga ikut senang dengan mempertontonkan keindahannya dan malam - malam pun kembali penuh akan bintang yang bersinar terang walaupun sempat meredup sejenak. Bagaikan anak dari langit yang mendukung suasana hati pria jangkung itu, lalu pengurus meneleponnya bahwa ia telah di luluskan karena mengharumkan nama pondok pesantren tersebut pak kyai dan bu nyai senang atas kelangsungan bintang dalam menempuh kegiatan ini dengan baik sehingga pondok yang ia singgahi menjadi tenar dikalangan mahasiswa karena keberhasilan dan dosen kampus yang melakukan pertukaran mahasiswa bangga karena dalam matakuliah apapun berhasil ia selesaikan secara cepat padahal ia hanya dalam waktu 1 bulan pihak kampuspun bersiap menyambut ia kembali untuk melakukan perayaan khusus.

Hari senin, tanggal 28 september pengumuman hasil lomba puisi bintang pratama adalah orang yang terpampang jelas di salah satu pamflet di stroy instagram official lomba puisi, ia bangga dengan dirinya sendiri kekecewaan memang selalu datang tapi kebahagiaan akan terbit ketika melewati rintangan di alam semesta ini. 

Bak seperti orang yang juara dengan mengikuti lomba internasional, berita ini terdengar hingga telinga indriana, merasa bangga dengan laki-laki yang ia kecewakan bisa berhasil memenangkan lomba dan menyelesaikan program dengan nilai yang memuaskan dan ia saat ini diperbolehkan untuk libur kuliah padahal kalender akademik semester ini masih menyisakan 2 bulan lagi. Kemudian ibunya menelepon bintang.

"ibu mendengar kamu mengikuti lomba puisi dan program pertukaran mahasiswa? Apa itu benar? Kamu juaranya juga?" Serunya suara ibu dengan tangisan haru.

"iya bu, aku memenangkan lomba ini dan di bolehkan untuk libur duluan dari mahasiswa yang lain aku ingin secepatnya bertemu denganmu aku sangat rindu akan sayur bayam masakan ibu" ujar bintang dengan tangisan rindu.

"kamu memang anak yang tidak bisa diprediksi padahal semasa SMA kamu main hingga malam" ucapan manis ibu menghiburnya.

"iya bu, setidaknya jika ada pertukaran mahasiswa aku akan selalu mengikuti dengan cara ini aku dapat lulus dengan cepat"

"Apapun terjadi aku akan selalu mendukungmu nang, ayahmu sedang bekerja mungkin nanti jika sudah di rumah akan ibu kabari".

"iya bu, nanti bintang pulang bulan depan" suara kerinduan mendekap bintang.

bintang diantar ke bandara oleh dosen sekaligus rektorat, sembari mengucapkan selamat tinggal. Dan saat di pesawat banyak orang yang datang bahkan ibu panti yang memberikan tempat tidur untuknya, bintang belum sempat mengucapkan terima kasih. Akhirnya ia terbang dari pulau yang penuh dengan satwa langka itu kembali menuju kota gadisnya dilahirkan, secercah puisi ia tulis untuk ibu rini.

"ibu rini anjani engkau seperti ibuku disaat aku butuh seseorang yang mengerti tentang apa itu rasa sakit dan apa itu rasa sayang, engkau membimbingku dengan tulus, rambutmu bagaikan kapas, wajahmu bak bidadari yang ada dinirwana selama ku singgah disini masakanmu adalah hal yang palingku tunggu, semoga tubuhmu diberikan kesehatan dan kekuatan untuk menghadapi semua cobaan dan rintangan yang terjadi selama aku di sini. 

- Selamat tinggal -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun