Mohon tunggu...
NUR FAISAL H
NUR FAISAL H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Nur Faisal Hamzah seorang yang memiliki hobi membaca dan menulis suatu karya entah itu puisi atau sajak bahkan novel sedang ku kerjakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Antara Takdir Chapter 3

12 September 2022   00:40 Diperbarui: 12 September 2022   00:51 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"ya nanti ketika aku selesai dengan tugas RPPku"

Setelah perbincangan lama mereka memutuskan untuk angkat kaki dari warung kopi itu. Lalu Anggun dan Bintang menjelajahi sudut - Sudut kota Samarinda yang belum pernah dilihat dengan mata kepala bintang, mereka pergi ke teater seni, Stadion sepakbola Persiba dan mengakhiri perjalanan ke suatu tempat yang jarang di pijak banyak orang, tempat dimana anggun melakukan meditasi, setelah perjalanan panjang bintang berpisah dengan anggun dan meminta maaf telah merepotkan anggun tapi anggun sedikit tertarik padanya, kemudian anggun mengatakan bahwa ia butuh bantuan kabari lewat instagramnya. 

Bintang pulang dengan suasana hati yang bersih dan nyaman, tapi ia tak melupakan ana yang ada jauh di luar jangkauannya, ia enggan untuk mengabulkan isi hatinya yang terus-menerus mengatakan untuk mengirimkan pesan kepada wanita tersebut. Ibu rini telah memasakkan bintang makanan khas daerah Samarinda, terlihat sedap saat disantap bintang menyicipi masakan itu betapa terheran-heran dengan kelezatan yang terpadu dilidahnya, tak tanggung - tanggung 2 porsi telah ia nikmati, ibu rini melihat masa lalunya ketika sang buah hati menyantap makanan seperti orang yang belum menemui nasi 3 hari, air mata meneteskan memori yang tak akan bisa ia lupakan. Bintang menanyakan perihal ibu rini yang menangis.

"bu mengapa kau menangis? Ujar pria itu sambil melahap sesendok nasi. 

"gak apa-apa, ibu hanya merindukan seseorang yang jauh disana"

"ibu merindukan pak Bahrul? Aku telpon boleh?. Sambil menggenggam ponsel. 

"tak apa nak, ibu tahu ia sedang sibuk, takut mengganggu waktunya bekerja" menyisir rambut gimbal bintang. 

"ibu melihatmu saja senang, kemiripanmu dengan dia yang sangat menyukai puisi, saat ia muda pria itu terbang ke imajinasi diantara kerumunan masa yang ada di podium karena puisinya"

"ia orang yang penuh dengan kreativitas dan imajinasi yang tak masuk akal ya bu" menjawab pertanyaan dari ibu rini. 

"iya, tapi karena itu lah ibu berpisah dengannya, karena pemenang lomba akan mendapatkan beasiswa penuh di universitas yang ada di jakarta" ujarnya sambil mendongeng. 

"semoga Aku bisa seperti dia ya bu" bintang memeluk wanita tua itu kemudian beranjak menuju kamar tidur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun