Mohon tunggu...
Nur Dwi Yanti
Nur Dwi Yanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Adakala ketika kita mencoba bersama untuk bergerak, sebagian ada yang mundur teratur. Adakala ketika kita terdiam semua bergerak...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Pagi

3 Agustus 2023   23:49 Diperbarui: 4 Agustus 2023   00:05 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu, dua, tiga, empat hantaman dari kepalan tanganya bertubi-tubi merangsek wajah manusia mesum. Batu di tanganya terlepas, manusia mesum itu berteriak meminta ampun dan nyaris menangis. Hantaman kelima membuat manusia mesum itu diam tak sadarkan diri. 

Dengan rasa sakit yang masih berdenyut, lelaki itu berdiri. Orang-orang yang semula bersorak terdiam dan memberikan dia jalan ketika melangkah. Dengan kekuatan penuh dia melompat dan berlari ke arah wanita yang kini disergap oleh dua orang lelaki.

Dengan sekali hentakan dia berhasil menjatuhkan kedua lelaki itu. Segera dia melepaskan pakaiannya yang bernoda darah dan menutupi tubuh wanita itu.

Wanita itu menatap bingung ke arahnya, tiba-tiba matanya membelalak. Namun peringatan dia terlambat, dua orang lelaki yang tadi jatuh telah menyergap si penolong dan mencengkramnya dengan kuat. Sementara tiga orang lain menarik wanita itu dengan kasar dan menyuntikan sesuatu ke arah lehernya dan dalam hitungan detik wanita itu terkulai lemah.

Lelaki itu marah dan berontak namun dia kalah telak ketika ada dua orang lagi menyergap kakinya. Pandangannya terganggu karena darah yang mengalir dari pelipisnya.

Lehernya terasa panas merasakan ada sesuatu yang masuk diantara urat nadinya. Tidak lama dia pun mulai merasa lemas. Pandangannya semakin kabur, dia roboh.

"Lekas kenakan restrain, angkat dia!" terdengar teriakan memberi perintah.

Diantara sadar dan tidak dia berusaha mengerjap-ngerjapkan mata yang semakin berat.

"Mengapa dia menyerang kita?" suara salah seorang penyergapnya terdengar gusar.

"Hmm, dia pasien ODGJ di bangsal 2," sahut seseorang, "Dia kehilangan istrinya yang mati karena pelecehan seksual,"  kemudian dengan cepat seperti seorang profesional dia mengenakan restrain ke tubuh lelaki itu.

"Bawa dia dan amankan semua area." Perintahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun