Mohon tunggu...
Nur Dwi Yanti
Nur Dwi Yanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Adakala ketika kita mencoba bersama untuk bergerak, sebagian ada yang mundur teratur. Adakala ketika kita terdiam semua bergerak...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Pagi

3 Agustus 2023   23:49 Diperbarui: 4 Agustus 2023   00:05 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wanita bertelanjang dada itu terus berlari berputar, berbelok, memaki dan melemparkan benda-benda yang ada di dekat dia. Beberapa orang roboh terkena lemparan batu di bagian kepalanya.

"Hebat..!" lelaki itu tanpa sadar mengagumi kekuatan wanita bertelanjang dada. Dari tempat duduknya dia mengamati postur tubuh wanita itu. "Indah.." gumamnya. Rambut wanita itu sepundak berantakan, kulitnya tampak berkilauan karena keringat, wajahnya yang tampak marah tidak menghilangkan kecantikan yang dimilikinya. Pandangannya turun ke dada wanita itu.

"Ya Tuhan..!" lelaki itu tegak berdiri dari duduknya. Dia tersadar bukan hanya dia saja yang mengamati wanita itu tetapi seluruh manusia yang ada di komplek ini. 

Pandangan dia beralih ke seluruh penjuru komplek bangunan, benar semua orang menatap ke arah wanita bertelanjang dada khusususnya para lelaki dengan pikiran-pikiran kotor mereka.

"Dasar manusia-manusia mesum...!" makinya dalam hati. 

"Coba wanita itu tidak berlari dan memaki akan kuperlakukan dia dengan lembut dan kuberi rasa indahnya dunia buat dia.." seseorang telah berdiri disampingnya dan berbicara dengan suara bergetar.

Dengan kesal lelaki itu melirik ke arah suara disampingnya dan dengan sekuat tenaga dia memukul roboh manusia mesum itu. Orang itu meringis kesakitan memegang hidungannya yang mengeluarkan darah. 

"Heh, apa masalahmu!" Makinya berusaha bangkit."Kau juga menikmati pemandangan itu kan." Lanjutnya dengan pandangan kalap.

Lelaki itu mengalihkan pandangan ke arah wanita bertelanjang dada. Dia masih terus berlari menghindar sergapan dari beberapa orang. Wanita itu mulai tampak kelelahan.

Tiba-tiba pandangannya berkunang-kunang hingga dia jatuh terduduk. Dia merasakan nyeri yang luar biasa di bagian pelipisnya, . cairan hangat mengalir. Dia menatap orang yang berdiri didepannya dengan batu ditangan dan siap untuk mengayunkan kembali batu tersebut ke arahnya. Dengan segera dia bangkit dan menyerang orang itu dengan kemarahan.

Seketika pandangan orang-orang sekitar beralih ke arah pergumulan dua lelaki itu, bukan melerai tetapi mereka malah bersorak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun