Mohon tunggu...
Nurbekti Setiyanto
Nurbekti Setiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cinta Damai

Seorang Pelajar yang pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Usman Janatin Pasukan Dwikora Asal Purbalingga

30 November 2021   15:56 Diperbarui: 30 November 2021   16:00 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Ir. Soekarno menanggapi permasalahan yang dihadapi negara tetangga tersebut dengan mengutarakan pendapatnya bahwa Pembentukan federasi ini merupakan akal -- akalan dari negara besar Amerika Serikat dalam misinya mengusai benua Asia khususnya Asia Tenggara. Dengan adanya Federasi ini, Indonesia secara tidak langsung akan mendapatkan penekanan kekuatan Neo-Kolonialisme dan Neo-Imperialisme.

Hal ini memunculkan pendapat bahwa Malaysia sebenarnya belum sepenuhnya merdeka karena tidak ada sebuah revolusi fisik yang dialaminya. Pengamat politik sampai mengatakan Malaysia merdeka karena hadiah dengan dibukitikan berbagai fakta faktanya.

Negara Indonesia dengan semangat revolusi nasionalnya, mengatakan bahwa akan ada negara yang semula kawan jadi lawan dan menjadi antek -- antek negara adidaya. Tidak hanya itu, pemerintahan Indonesia juga mengobarkan semangat konfrontasinya dalam polemik tersebut setelah mengetahui gabungan pihak Malaysia dan Inggris membinasakan pemberontakan Kasultanan Brunei di Kalimantan Utara.

Istilah konfrontrasi ini pertama kali dicetuskan oleh Soebandrio pada bulan Januari tahun 1963. Konfrontasi ini memberikan sebuah efek bagi negara Indonesia dalam menggelorakan semangat perjuangan dan menghasilkan slogan baru yang disebut Ganyang Malaysia.

Slogan Ganyang Malaysia ini kemudian menjadi sebuah kebijakan dan mendapatkan dukungan penuh oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) dan seluruh masyarakat dalam satu komando Rakyat ( Dwikora ).

Biografi Usman Janatin Tokoh Purbalingga

Purbalingga adalah salah satu wilayah Indonesia yang ikut serta membantu perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan. Dengan julukan sebagai kota Perwira karena wilayah Purbalingga menghasilkan anak -- anak bangsa yang masuk kedalam kekuatan militer dan berpangkat Perwira. Suatu kebanggaan tersendiri untuk wilayah Purbalingga mendapatkan julukan tersebut. Salah satu tokoh militer yang berasal dari wilayah ini dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia adalah Usman Janatin.

Nama Janatin sudah buming di wilayah purbalingga sebagai tokoh pahlawan nasional yang patut untuk di kenang. Janatin lahir dari rahim seorang ibu bernama Siti Rukiah dan ayah bernama Mohammad Ali. Pemberian nama Janatin oleh ayahnya bermaksud supaya kelak anaknya akan berguna bagi orang tua, agama, dan negaranya.

Makna dari Janatin sendiri dalam artian agama Islam adalah surga, di mana surga sendiri merupakan suatu tempat paling indah yang diciptakan oleh Tuhan YME bagi hamba-NYA yang beriman.

Janatin lahir ke dunia dan pertama kali bernafas di dunia pada 18 Maret 1943 di Desa Jatisaba. Pada  saat itu negara Indonesia di bawah pimpinan Jepang. dia adalah anak ke -- 7 dari 10 bersaudara dan meninggal 2 orang. Dalam adat Jawa sendiri pada masa itu mempercayai bahwa makin banyak anak makin banyak rezeki.

Saudara -- saudaranya dari yang tertua sampai termuda adalah : ( 1 ) Ahmad Kusni yang bekerja sebagai anggota militer, ( 2 ) Ahmad Chuneni yang bekerja sebagai anggota militer, ( 3 ) Ahmad Matori sebagai anggota militer, ( 4 ) Siti Rochajah sebagai ibu rumah tangga, ( 5 ) Mohammad Chalimi sebagai pegawai Kecamatan Bobotsari, ( 6 ) Siti Rodijah sebagai ibu rumah tangga, ( 7 ) Usman Jannatin sebagai anggota militer, ( 8 ) Siti Turijah sebagai ibu rumah tangga. Kunci keberhasilan ayahnya dalam mendidik anak -- anaknya adalah menjunjung tinggi agama Islam dan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun