Mohon tunggu...
Nurbekti Setiyanto
Nurbekti Setiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cinta Damai

Seorang Pelajar yang pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Usman Janatin Pasukan Dwikora Asal Purbalingga

30 November 2021   15:56 Diperbarui: 30 November 2021   16:00 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Indonesia sampai sekarang memang tiada hentinya untuk terus di pahami terutama polemik -- polemik politik yang terjadi pada era 1960-an, yang menjadi sorotan publik dunia. Hal tersebut tidak terlepas dari persaingan antara dua negara blok adidaya yang menjadi kunci perdamaian dunia.

Perseteruan Dua Negara Adidaya

Berbagai upaya dilakukan dalam menguasai dunia khususnya dalam perang ideologinya masing -- masing. Negara Blok Barat yang dipegang oleh Amerika Serikat memperkenalkan ideologi  yang dianutnya yaitu Liberal Kapitalis melawan ideologi yang dianut oleh negara Blok Timur dengan Uni Soviet sebagai pemegang kendali Sosialis Komunis.

Sejarah perseteruan kedua kubu tersebut sudah tidak menjadi hal tabu lagi karena rata -- rata masyarakat yang menempuh pendidikan di sekolah sampai perguruan sudah mendapat pelajaran tersebut. Perang Dingin atau dalam bahasa asing disebut Cold War, istilah ini pasti sudah tidak awam lagi di dengar yang memberikan gambaran persaingan dua negara adidaya.

Pada era tersebut terjadi banyak kekhawatiran negara -- negara kecil di Asia Tenggara khususnya Indonesia jika Perang dingin ini meledak hingga panas akan terjadi sebuah perang dunia.

Beralih ke kondisi Indonesia sendiri pada tahun 1960-an, di mana Indonesia sendiri sedang melakukan perjuangan dalam mempertahankan kedaulatan negaranya dengan merebut kembali Irian Barat dari tangan penjajahnya yaitu Belanda. Berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia, salah satunya dengan diplomasi dan meminta bantuan negara besar pemimpin Blok Barat yaitu Amerika Serikat. Tetapi bantuan tersebut ditolak oleh negara Amerika.

Presiden Indonesia pada saat itu adalah Ir.Soekarno tidak tinggal diam, dengan pemikirannya yang begitu nasionalis akhirnya presiden Ir. Seokarno meminta bantuan dari negara pesaing Blok Barat yaitu Uni Soviet sebagai komando Blok Timur dalam menyelesaikan masalah ini.

Secara tidak langsung terjadi ketegangan di wilayah pasifik dan menimbulkan rasa gengsi dari Amerika Serikat karena mengetahui negara pesaingnya membantu negara kecil dan takut menjadi pengikut ideologi komunis.

Akhirnya negara Amerika mendesak pihak Belanda untuk menyelesaikan sengketa wilayah tersebut supaya tidak terjadi peperangan. Pada tanggal 1 Oktober 1962 merupakan moment penting di mana dari pihak Belanda menyerahkan wilayah Irian Barat kepada pemerintahan PBB dan diserahkan kepada pihak Indonesia pada 1 Mei 1963.

Ketika permasalahan perebutan wilayah sengketa di Irian Barat terselesaikan, muncul kembali permasalahan pembentukan Federasi Malaysia di mana awal mula permasalahan ini adalah persamaan masalah yang dihadapi antara negara Malaysia, Inggris, dan Singapura.

Negara Malaysia takut akan meledaknya etnis Tionghoa yang bermigrasi dari negara Singapura. Sedangkan pihak Singapura sendiri ingin mendapatkan hak kemerdekaan yang di pegang penuh oleh pemerintahan Singapura.

Presiden Ir. Soekarno menanggapi permasalahan yang dihadapi negara tetangga tersebut dengan mengutarakan pendapatnya bahwa Pembentukan federasi ini merupakan akal -- akalan dari negara besar Amerika Serikat dalam misinya mengusai benua Asia khususnya Asia Tenggara. Dengan adanya Federasi ini, Indonesia secara tidak langsung akan mendapatkan penekanan kekuatan Neo-Kolonialisme dan Neo-Imperialisme.

Hal ini memunculkan pendapat bahwa Malaysia sebenarnya belum sepenuhnya merdeka karena tidak ada sebuah revolusi fisik yang dialaminya. Pengamat politik sampai mengatakan Malaysia merdeka karena hadiah dengan dibukitikan berbagai fakta faktanya.

Negara Indonesia dengan semangat revolusi nasionalnya, mengatakan bahwa akan ada negara yang semula kawan jadi lawan dan menjadi antek -- antek negara adidaya. Tidak hanya itu, pemerintahan Indonesia juga mengobarkan semangat konfrontasinya dalam polemik tersebut setelah mengetahui gabungan pihak Malaysia dan Inggris membinasakan pemberontakan Kasultanan Brunei di Kalimantan Utara.

Istilah konfrontrasi ini pertama kali dicetuskan oleh Soebandrio pada bulan Januari tahun 1963. Konfrontasi ini memberikan sebuah efek bagi negara Indonesia dalam menggelorakan semangat perjuangan dan menghasilkan slogan baru yang disebut Ganyang Malaysia.

Slogan Ganyang Malaysia ini kemudian menjadi sebuah kebijakan dan mendapatkan dukungan penuh oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) dan seluruh masyarakat dalam satu komando Rakyat ( Dwikora ).

Biografi Usman Janatin Tokoh Purbalingga

Purbalingga adalah salah satu wilayah Indonesia yang ikut serta membantu perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan. Dengan julukan sebagai kota Perwira karena wilayah Purbalingga menghasilkan anak -- anak bangsa yang masuk kedalam kekuatan militer dan berpangkat Perwira. Suatu kebanggaan tersendiri untuk wilayah Purbalingga mendapatkan julukan tersebut. Salah satu tokoh militer yang berasal dari wilayah ini dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia adalah Usman Janatin.

Nama Janatin sudah buming di wilayah purbalingga sebagai tokoh pahlawan nasional yang patut untuk di kenang. Janatin lahir dari rahim seorang ibu bernama Siti Rukiah dan ayah bernama Mohammad Ali. Pemberian nama Janatin oleh ayahnya bermaksud supaya kelak anaknya akan berguna bagi orang tua, agama, dan negaranya.

Makna dari Janatin sendiri dalam artian agama Islam adalah surga, di mana surga sendiri merupakan suatu tempat paling indah yang diciptakan oleh Tuhan YME bagi hamba-NYA yang beriman.

Janatin lahir ke dunia dan pertama kali bernafas di dunia pada 18 Maret 1943 di Desa Jatisaba. Pada  saat itu negara Indonesia di bawah pimpinan Jepang. dia adalah anak ke -- 7 dari 10 bersaudara dan meninggal 2 orang. Dalam adat Jawa sendiri pada masa itu mempercayai bahwa makin banyak anak makin banyak rezeki.

Saudara -- saudaranya dari yang tertua sampai termuda adalah : ( 1 ) Ahmad Kusni yang bekerja sebagai anggota militer, ( 2 ) Ahmad Chuneni yang bekerja sebagai anggota militer, ( 3 ) Ahmad Matori sebagai anggota militer, ( 4 ) Siti Rochajah sebagai ibu rumah tangga, ( 5 ) Mohammad Chalimi sebagai pegawai Kecamatan Bobotsari, ( 6 ) Siti Rodijah sebagai ibu rumah tangga, ( 7 ) Usman Jannatin sebagai anggota militer, ( 8 ) Siti Turijah sebagai ibu rumah tangga. Kunci keberhasilan ayahnya dalam mendidik anak -- anaknya adalah menjunjung tinggi agama Islam dan pendidikan.

Pada saat proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Usman Janatin genap berumur 2 tahun dan rakyat Indonesia sudah mulai merasakan kemerdekaanya. Beranjak umur 7 tahun, ayahnya mendaftarkan Janatin kecil ke sekolah yang pada waktu itu masih bernama Sekolah Rakyat yang berpacu kepada UUP ( Undang -- Undang Pendidikan ).

Selama menempuh pendidikan selama 3 tahun di SR, dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) di  Budi bakti yang letak sekolahannnya berjarak tiga kilometer dari rumahnya. Tanpa ada kata putus aja yang diucapkan di mulutunya, dia terus berjuang menempuh pendidikannya demi masa depan meskipun jaraknya jauh.

Awal menempuh Pendidikan Militer

Menginjak usianya yang makin lama makin tumbuh menjadi seorang remaja yang gagah dan tangguh. Janatin mencoba untuk mendaftar masuk menjadi anggota militer demi membela tanah airnya. Hal tersebut mendapat penolakan dari ayahnya yang menginginkan Janatin untuk terus melanjutkan sekolahnya ke pendidikan lebih tinggi.

Tetapi Jannatin tetap teguh dengan pendiriannya ingin menjadi anggota militer yang terinspirasi oleh kakak -- kakaknya. Akhirnya dia pun membulatkan tekadnya dan memasuki militer KKO ( korps Komando Angkatan Laut ) pada 1 Juni 1962. Pada tanggal tersebut berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dengan pihak Malaysia.

dia mendapatkan didikan yang begitu keras, oleh karena itu sifat ketegasan, kedisiplinan, dan cekatan sudah melekat dengan tubuh Jannatin.

Misi Sabotase

Mungkin sudah takdir dari yang Mahakuasa, Jannatin mendapatkan tugas yang beresiko dengan nyawanya yaitu melakukan operasi penyusupan ke negara Singapura dan melakukan sabotase di Singapura. Bersamaan dengan anggota lainnya Jannatin berpartner dengan Harun dalam melakukan oprasinya.

dia berhasil masuk kedalam wilayah kedalautan Singapura dan tanpa menunggu waktu lama, Janatin dan Harun berhasil mengebom tempat restoran makan milik Amerika Serikat yaitu McDonald di Singapura dalam oprasi sabotasenya pada 10 Maret 1965. Setelah oprasi sabotasenya berhasil di laksanakan, dia pun segera pergi dari tempat tersebut untuk kabur ke Pulau Sambu. Pulau Sambu sendiri merupakan pulau yang di jadikan Jannatin sebagai pangkalan militer.

Takdir yang kedua kalinya tidak berpihak kepada Janatin dan Harun, kapal boat yang ditumpanginya dalam perjalanan tiba tiba mengalami kendala mesin mati. Dengan cepat Pasukan militer Australia mengejar kedua buronan tersebut dan menangkapnya tepat di pelabuhan Singapura.

Eksekusi  dan Akhir dari kehidupan Usman Janatin

Usman Janatin ditangkap dan dibawa ke pengadilan tinggi Singapura, dengan keputusan yang sungguh mengenaskan, Jannati divonis hukuman mati di penjara Changi tepat pada 17 Oktober 1968. Sistem hukuman mati pada masa itu di Singapura yaitu hukuman gantung. Akhirnya Usman Janatin sudah tinggal nama dan jenazahnya dikembalikan ke Indonesia untuk di kebumikan di Taman makam pahlawan Kalibata.

Begitu hebatnya perjuangan seorang perwira Purbalingga dalam menjalankan perintah dari negaranya sendiri meskipun nyawa sebagai taruhannya, tidak gentar menghadapi itu semua. Purbalingga sangat bangga dengan perjuangan sosok pahlawan bangsa yang mempunyai jiwa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Untuk menghargai jasa pahlawan  Usman Janatin, dibuatlah sebuah taman kota yang diberi nama Taman Usman Janatin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun