Membawakan kue tart ke ruang kamar pada awal pagi merupakan rutinitas yang semula kusuburkan. Kini ia malah datang menghantuiku.
"Happy birthday Alena." Rio menunduk dan mengecup keningku.
"Make a wish, Ma!" ucap Dimas.
Sebelum kupadamkan nyalanya, mataku menangkap tajam lilin angka dua digit itu. Tubuhku bergidik.
Hanya ada satu permohonan yang bisa terpikirkan olehku saat itu juga. Kuembuskan napas kuat-kuat, memadamkan nyala angka itu seketika. Meninggalkan jejak tipis asap yang menusuk hidungku.
42.
Tahun kematianku.
***
25 Tahun Silam
Â
Sebuah rak buku tinggi berdiri menjulang di hadapan. Kusaksikan sesosok orang berjalan menujunya. Mengambil sebuah buku tebal biru di antara deretan punggung buku yang berbaris di dasar rak. Dengan satu tangan, ia membuka bagian tengah buku itu, lalu menyelipkan secarik amplop di antara lembarannya.