Mohon tunggu...
Muza Ziya
Muza Ziya Mohon Tunggu... Wiraswasta - ZEE

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar dan Pendidikan

19 Februari 2021   13:39 Diperbarui: 19 Februari 2021   13:50 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB 1 PENDAHULUAN

Landasan pendidikan berarti dasar pijakan. Pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu orang lain orang untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan belajar landasan pendidikan adalah tidak tertuju kepada oengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi bidang pendidikan, tetapi tertuju padanpengembangan wawasan kependidikan yang berkenaan dengan berbagai asumsi yang sifatnya umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependikakan sehingga menjadi cara pandang dan sikap dalam melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan studi pendidikan yang dilaksanakan. Fungsi landasan pendidikan yaitu sebagai dasar pijakan praktek pendidikan

BAB 2 PEMBAHASAN

I.Pengertian

*Teori adalah analis antara fakta tunggal dengan fakta yang lain.

*Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam diri seseorang dan mengakibatkan penambahan ilmu pengetahuan berdasarkan alat indra dan pengalaman.

*Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada duatu lingkungan belajar, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

*Teori belajar adalah upaya mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu memahami, proses belajar.

*Pendidikan adalah usaha mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan sikap yang dapat membuat seseorang menjadi yang lebih baik.

II.Pengertian Pendidikan

oPendidikan Formal adalh jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja dengan tujuan dan bahan ajar yang dirumuskan secara jelas dan tegas. Contohnya jenjang pendidikan sekolah TK, SD, SMP, SMA, PT.

oPendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat untuk termasuk dalam jenjang pendidikan formal. Contohnya kursus, lembaga pendidikan seperti les.

oPendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Proses belajar yang relatif tak disadari yang menjadi kebiasaan dalam

 

kehidupan sehari hari. Contohnya pendidikan di rumah, tempat ibadah, lapangan permainan, dan sebagainya.

III.Pembelajaran

Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh tenaga pendidik akan tetapi mencakup semua peristiwa yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Pembelajaran mencakup kejadian yang diturunkan oleh bahan bahan cetak, gambar, program radio, televisi, dan lain lain. Bahakan saat ini berbagau bentuk pengalaman belajar baik yang diperolah didalam kelas atau diluar kelas dan pesan pesan pembelajaran banyak yang sudah dikemas dalam berbagai bentuk seperti e-learning, e-library, e-mail, e-education, e-book, dan lain lain. Ada beberapa macam teori pembelajaran yaitu teori pembelajaran behavioristk, kognitif, konstruktivisme, dan humanistik.

1.Teori Pembelajaran Behavioristik

Teori pembelajarn behavioristik merupakan teori yang menekankan pada stimulus dan respon belajar , berdasarkan hasil dari latihan yang akhirnya menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam teori ini tidak mengakui adanya kecerdasan bakat, minat.

Kelebihan Teori Behavioristik :

a.Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar.

b.Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang bersangkutan.

c.Mampu membentuk suatu perilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan positif dan prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif yang didasari pada prilaku yang tampak.

d.Pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk

 

sebelumnya.

e.Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsurunsur spontanitas.

*Kekurangan Teori Behavioristik :

a.Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk sudah siap.

b.Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.

c.Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang efektif.

d.Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

e.Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru.

2.Teori Pembelajaran Kognitif

Teori pembelajaran kognitif adalah peristiwa mental yang bersifat molar, yaitu menekankan keseluruhan yang terpadu, alam kehidupan manusia dan perilaku manusia selalu merupakan suatu keseluruhan, suatu keterpaduan.Pembelajaran ialah suatu proses pendalaman yang berlaku dalam akal pikiran, dan tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku. Pada intinya teori humanistik itu memanusiakan manusia, karena yang dilihat itu perilaku manusia, bukan spesies lain. Menurut teori ini, manusia memiliki struktur kognitif, dan semasa proses pembelajaran, otak akan menyusun segala pernyataan di dalam ingatan. Pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan intelektual anak mulai dari tahap sensorimotor ( umur 0-2 tahun ), tahap preoperasional ( umur 2-7 tahun ), tahap operasional konkret ( umur 7-11 tahun ), tahap operasional formal ( umur 11-18 tahun ).

 

*Kelebihan Teori Kognitif :

a.Pendidik hanya perlu memeberikan dasar-dasar dari materi yang diajarkan untuk pengembangan dan kelanjutannya deserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah diberikan.

b.Pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.

c.Peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi. Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.

*Kekurangan Teori Kognitif :

a.Lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.

b.Adakalanya dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.

c.Dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan .

Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan atau materi. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.

3.Teori Pembelajaran Konstruktivisme

 

Teori pembelajaran konstruktivisme adalah pengetahuan yang tersusun di dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berupaya untuk mengorganisasikan pengalaman barunya berdasar pada kerangka kognitif yang sudah ada di dalam pikirannya. . Belajar lebih menekankan proses daripada belajar, yang mengharuskan siswa bersikap aktif. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting sebab proses, hasil, cara dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan pola pikir dan skema berpikir seseorang.

Beberapa prinsip penerapan teori belajar ini adalah:

--Belajar itu berdasarkan keseluruhan.

--Belajar berkat insight.

--Belajar berdasarkan pengalaman.

*Kelebihan Teori Konstruktivisme :

a.Berfikir artinya murid diajarkan berfikir untuk menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuat keputusan.

b.Faham artinya murid harus terlibat langsung dalam mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih faham dan boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.

c.Daya ingat artinya, pada dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang ada yakni dengan cara murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman mereka.

d.Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan baru.

*Kekurangan Teori Konstruktivisme :

a.Kadang guru tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru tidak pernah memberi kesempatan pada peserta didiknya

 

untuk menyelesaikan suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu saja, jadi pola pikir peserta didik tidak berkembang

b.Kadang guru hanya memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk hanya memahami saja tanpa terlibat secara langsung dalam mengaplikasikan sebuah situasi baru.

c.Membahas tentang sifat seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai orang yang kaku dan harus ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.

d.Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila diberi materi baru pasti materi sebelumnya akan dilupakan.

4.Teori Pembelajaran Humanistik

Teori pembelajaran humanistik adalah belajar bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh bagian yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aliran ini, siswa harus mempunyai kemampuan mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar, apa yang akan dipelajari, sampai tingkatan mana, kapan, dan bagaimana mereka belajar, sekaligus memotivasi diri sendiri, bukan hanya sekadar menjadi penerima pasif dalam belajar. Pendekatan

humanistik menekankan pentingnya emosi, komunikasi yang terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa.

*Kelebihan Teori Humanistik :

a.Demokratis, siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.

 

b.Peserta didik cenderung akan lebih aktif, sehingga output belajar lebih maksimal.

c.Terciptanya susana saling menghargai dan menghormati, kebebasan mengeluarkan pendapat juga akan mendorong siswa bisa lebih berpikir kreatif dan terbuka.

d.Sifatnya membentuk kepribadian siswa sesuai potensi.

e.Melatih guru menerima siswa apa adanya.

*Kekurangan Teori Humanistik :

a.Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.

b.Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.

c.Keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri, peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang.

BAB 3 PENUTUP

SIMPULAN

Teori belajar merupakan dasar mengembangkan model pembelajaran yang akan digunakan. Model belajar menjadi ketentuan dalam menentukan langka - langkah yang akan dilakukan dalam proses belajar yang akan dilaksanakan. Teori

 

dan model pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari kemampuan tenaga pendidik dalam merancang teori dan model pembelajaran tersebut menjadi lebih sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari ketepatan tenaga pendidik dalam memilih dan menerapkan teori dan model belajar di dalam kelas. Peserta didik akan belajar dengan baik jika guru mampu merancang pembelajaran dengan baik.

SARAN

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan mempermudah siswa atau pembaca untuk menyerap materi yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

*file:///C:/Users/USER/Downloads/teori%20dan%20model%20pemelajaran.pdf

*file:///C:/Users/USER/Downloads/302-961-1-PB.pdf

Nama : Nur Muzaiyanah

NIM    : 4330019023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun