"Ema, kau tahu aku ini hacker, kan? Aku menghabiskan waktu dengan laptopku, aku juga ingin punya gebetan seperti teman lainnya,hehe Sebenarnya aku menyukai seseorang, tapi..."
Ema mengira Gino pasti terpikat dengan Amelia. "Ciee... Siapa? Jangan-jangan Amelia ya, nanti aku sampaikan deh" potong Ema sambil tersenyum menggoda Gino.
"Bukan, jangan ! Bukan Amelia, ya sudahlah aku lanjutkan lagi tugasku." Jelas Gino. "dasar gak peka!" Gumamnya pelan.
Gino tersenyum tipis. "Ema, kau tahu, selama ini aku selalu ada untukmu karena aku..." Ia ragu sejenak, lalu melanjutkan, "Aku selalu.." Gino ragu untuk melanjutkan.
"Selalu apa Gin? " Selidik Ema
" Aku... Aku.. selalu ingat kedua orang tuamu yang sangat baik kepadaku dulu." Jawab Gino, padahal bukan itu yang sebenarnya mau ia katakan.
Kata-kata itu membuat Ema terdiam.Â
Gino kemudian memukul mulutnya sendiri. "Duh, maaf, kamu jadi sedih ya Ma? Maaf!"
"Gak apa-apa Gin." Ia tahu Gino selalu baik padanya, ia satu-satunya teman yang dekat dan peduli kepadanya. Ia berterimakasih dulu orang tuanya sering membantu Gino, sejak mereka SMP.
***
Akhirnya, semua dokumen untuk identitas Amelia selesai. Gino menyerahkannya pada Ema dengan senyum bangga.