Terdapat tahap-tahap yang unik dalam melihat dan meneliti suatu yang di ajarkan
Respond yang diberikan oleh pelajar menjadi semakin lebih jelas sesuai dengan tindakan yang di lakukan.
Stimulus pengeontrol menjadi lebih tepat dan sesuai walaupun pada walnya seseorang merespond hal lain selain yang di perintahkan.
Contohnya, membuka pintu yang ada di depan rumah dengan menggunakan tangan, berbaris secara teratur karena adanya perintah, berlari ketika merasa dikejar, menendang bola dengan kaki dan lain sebagainya.
- Belajar Rangkaian (Chaining Learning)
Belajar rangkaian terjadi ketika seseorang mengombinasikan serangkaian proses stimulus-respons (S-R) yang sudah dipelajari sebelumnya, mirip dengan sebuah rangkaian, sehingga memunculkan perilaku dengan cepat atau secara spontan, seperti hubungan antara konsep. Terdapat beberapa kondisi yang diperlukan dalam jenis pembelajaran ini:
Keterkaitan individu dengan rantai harus ditentukan lebih dulu sebelumnya.
Harus terdapat hubungan erat antara (respons) rangkaian 1 dan di susul oleh rangkaian 2 yang diikuti dalam waktu singkat oleh stimulus yang mengarah ke tujuan.
Ketika kondisi sebelumnya secara keseluruhan terpenuhi maka perolehan rantai bukan proses bertahap tapi proses yan terjadi pada kesempatan tertentu, jika tujuan awal tidak terpenuhi maka harus mengulang untuk tujuan mengkonstruk hubungan itu sendiri. Â
Contohnya: tua-muda, panas-dingin, ibu-bapak, kaya-miskin, merah-putih dan lain sebagainya.
- Belajar asosiasi verbal (verbal association learning)
Jenis biasanya jenis belajar ini terjadi disaat seseorang bisa mengaitkan istilah verbal dengan maknanya. Jenis belajar ini sangat condong pada individualis karena tergantung pada hasil individu sebelumnya. Ada beberapa kondisi yang perlu untuk memenuhi rangkaian verbal:
Keterkaitan stimulus dan respond harus di pelajari sebelum mengaitkan kata yang sesuai dan tentunya dapat di pahami.