Mohon tunggu...
Nuning Khoirun nisa
Nuning Khoirun nisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

kemana air itu mengalir?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep, Hakikat dan Jenis-Jenis Belajar

24 Mei 2024   17:20 Diperbarui: 24 Mei 2024   17:28 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup manusia, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Pendidikan bertujuan untuk membantu manusia sebagai bagian dari masyarakat mencapai tingkat keselamatan dan kebahagiaan yang tertinggi. Menurut KI Hajar Dewantara, tujuan pembelajaran adalah untuk membebaskan manusia secara fisik, mental, dan spiritual.

  • Azas belajar

 KI Hajar Dewantara mengusung lima prinsip konseptual, yaitu prinsip kemerdekaan, prinsip kodrat alam, prinsip kebudayaan, prinsip kebangsaan, dan prinsip kemanusiaan. Kelima prinsip tersebut menjadi fondasi pendidikan di Taman Siswa. Dari kelima prinsip tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menurut KI Hajar Dewantara didasarkan pada pengembangan kemampuan individu, sesuai dengan kodrat, tidak bertentangan dengan budaya, toleransi, dan menjaga hak-hak orang lain.[1] Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa para peserta didik memiliki kebebasan penuh untuk mengembangkan kemampuan berpikir, perasaan, dan kreasi mereka sendiri. Asas kodrat alam dimaksudkan untuk mengingatkan manusia akan tanggung jawabnya terhadap Tuhan, alam, masyarakat, dan dirinya sendiri. Pembelajaran juga harus disesuaikan dengan lingkungan atau budaya sekitar agar hasilnya dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Sebagai contoh, beberapa agama berkembang dari budaya tertentu, kecuali Islam yang dianggap sebagai agama yang murni dan memiliki kedalaman intelektual yang tinggi. Oleh karena itu belajar merupakan pekerjaan beribadah kepada Allah SWT karena selain bergelut dengan nafsu terberat juga harus belajar memahami alam sekitar, dan masyarakat.

  • Metode belajar

Metode yang di usung KI Hajar Dewantara adalah metode Among.[2] Arti dari "Among" adalah mengawal keberlangsungan hidup peserta didik dengan memberikan pendampingan dan arahan. Ini tidak hanya berarti membiarkan peserta didik menemukan identitas mereka sendiri, tetapi juga memberikan bimbingan dan panduan agar mereka dapat menemukan diri mereka sendiri. Dan pada intinya tujuan akhir pembelajaran menurut KI Hajar Dewantara adalah kemerdekaan individu. 

 Berikut adalah empat tahap dalam proses pembelajaran menurut KI Hajar Dewantara:

  • Taman indra dan taman anak (5-8 tahun)
  • Taman muda (9-12 tahun)
  • Taman dewasa (14-16 tahun)
  • Taman madya dan Taman guru (17-20 tahun)

Pandangan exrim timur berpendapat bahwa menuntut ilmu merupakan beribadah dengan tujuan mencari ridhonya dan taqarrub ilallah. Imam Al-Ghozali berpesan: "Jika niatmu adalah untuk memperoleh harta, kesenangan dunia, kedudukan dan untuk menyombongkan diri terhadap kawan dan hal-hal semacamnya, maka sungguh merugi kau..., sungguh merugi kau..., jika tujuanmu untuk menghidupkan syari'ah Nabi Saw, memperbaiki akhlak, menundukkan nafsu amarah, maka sungguh beruntung kau" ImamAl-Ghozali memaknai belajar dari sudut perubahan sikap individu seperti yang di katakana sebagai berikut:

  • Belajar merupakan proses jiwa
  • Belajar menuntut konsentrasi
  • Berlajar harus didasari sikap tawadhu
  • Belajar bertukar pendapat hendaknya harus mantap dasarnya
  • Belajar harus mengetahui nilai dan tujuan ilmu yang sedang dipelajari
  • Belajar secara bertahap

Tujuan belajar adalah membentuk akhlaq yang mulia

Terdapat dua hal yang perlu diamalkan oleh pelajar yaitu bernalar dan berpikir kritis, terdapat empat komponen penting dalam berikir kritis diantaranya:

  • Rekognisi dan menentang asumsi
  • Menentang hal-hal yang penting terkait dengan konteks
  • Bersedia untuk mengeksploisasi alternatif lain
  • Memeiliki rasa skeptis reflektif

Gagne (1985) mengidentifikasi delapan jenis belajar yang terjadi pada siswa        

  • Belajar Isyarat/ Rangsangan (Signal Learning)

 Belajar melalui isyarat terjadi saat seseorang melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya petunjuk atau isyarat. Terdapat dua rangsangan dalam jenis belajar ini yaitu:

  • Rangsangan secara umum
  • Rangsangan yang menunjukan sinyal.

 Contohnya: jari telunjuk yang melambai-lambai kepada seseorang yang bertanya "boleh atau tidak" menunjukkan ketidak bolehan, beberapa pengendara menaati rambu-rambu lalulintas yang memiliki makna masing masing, perut keroncongan menandakan bahwa ia lapar dan masih banayak lagi

  • Belajar Stimulus-Respon (Stimulus-Response Learning)

Jenis belajar stimulus-respon terjadi disaat seseorang merespons suatu rangsangan dari lingkungan dan mengikut sertakan otot. Ada tiga hal yang harus di pertimbangkan dalam stimulus-respond yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun