Biasanya tuan rumah akan kaget sedikit, karena tidak mengira didatangi pimpinan daerah yang jarak sosialnya sebenarnya relatif jauh. Lantas, mereka akan bahagia, karena kedatangan itu menjadi penghiburan bagi keluarga penganten.
Bentuk doa yang tulus, datang langsung bahkan, adalah perhatian yang sangat menyentuh.
Apakah ini ada aroma politis?
Saya sendiri tidak ingin berburuk sangka. Karena banyak pimpinan politik, namun tidak paham dan tidak mengerti bagaimana berdekat-dekat dengan rakyatnya. Pimpinan di Kotawaringin tersebut, menggugah saya bahwa demikian lah seharusnya seorang pemimpin. Mendekat, dan peduli terhadap rakyatnya.
***
Jacob Oetama
Jakarta suatu ketika. Ada perhelatan sebuah media yang sangat besar.
Saya masih ingat, sangat ingat. Ada event di mana pimpinan media tersebut memberikan hadiah kepada para loper koran. Bahkan, diundang ke acara pesta ulang tahun media tersebut. Bahkan, dipanggil ke panggung, diberi hadiah, dan diajak foto bersama. Foto dicetak, dipigura, dan diberikan kepada para loper koran tersebut.
Dapatkah kita membayangkan, bos besar merangkul "anak buah", yang secara sosial betul-betul jauh dan tidak mungkin dekat? Bagaiman bisa dekat, sedangkan bos di Jakarta, para loper itu ada di jalanan, jau di daerah, dan tempat lain yang jauh dari kantor big bos tersebut.
Majalah Intisari, edisi Oktober 2020. Halaman 19. Sosok big bos yang saya monitor sangat lama, saya pelajari profilnya, perjuangannya, tampak dinarasikan sebagai berikut:
"Tidak jarang, beliau pergi menyambangi rumah karyawannya, untuk melihat kondisi kehidupannya."