Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar meniru Tuhan

5 November 2020   19:53 Diperbarui: 9 November 2022   09:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia bisa mati, tapi amal jariah dan ilmu bermanfaat akan abadi (Foto: Dokpri, Makam Raja Kotagedhe Yogya)

"Bagaimana mungkin manusia meniru Tuhan, "ujar saya tidak habis pikir. 

"Begini, apakah kamu merasa terganggu ketika di perempatan ada pengamen minta uang? Atau ketika naik bis kota, metro mini, ada pengemis yang menghiba-hiba minta receh rupiah?" tanya beliau yang akhirnya dijawab sendiri. 

"Kalau kamu masih terganggu, maka itu normal sebagai manusia. Namun kalau kami melihat orang papa itu sebagai orang yang layak ditolong, berarti kamu ada rasa welas asih, salah satu sifat Tuhan, "imbuhnya.

Lantas, oom Busye memberi tahu lebih detail. "Coba sekali tempo pengemis itu kamu beri seratus ribu, atau lebih... niscaya dunia seisinya akan diberikan kepadamu. Dia akan berdoa agar rezekimu lancar, dibalas berlipat, dan sehat selamat dikaruniakan kepadamu."

Nasehat ini saya praktekkan ketika saya di Perancis. Barokahnya, selain anak saya masuk dalam program student exchange di Eropa, juga saya mendapatkan sponsor, pada stautu waktu setelah saya pulang dari Perancis,  sehingga bisa berkeliling ke Belanda, Jerman, Belgia, dan bisa lagi ke Perancis. 

Kalau anda mulai kenal siapa itu Gus Baha, KH Bahaudin Nursalim, beliau di tahun 2020 ini menasehati, bahwa cobalah kita sekali-kali membuktikan kerinduan kita kepada Tuhan. Caranya, dengan bersedekah dengan nilai 1 juta, 2 juta, atau lebih, dan masukkan ke kotak amal tanpa diketahui oleh orang lain. Atau ditransfer ke lembaga sosial dan lupakan. Niscaya, langit akan mencatat dan mengenal kita, meski bumi tidak mengetahui. 

***

Pangkalan Bun suatu ketika.  Daerah kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Periode tahun sekitar 2008/2010. Seorang local leader.  Saya sangat terinspirasi dengan beliau, meskipun belum bisa meniru persis apa yang beliau lakukan. 

Beliau ini, sangat perhatian kepada rakyat kecil. Jika ada taziah, ada orang yang meninggal dunia. Pasti, beliau akan hadir melayat. Meskipun itu orang yang secara personal tidak dikenalnya. 

Beliau, dan istri, akan datang taziah, dan menyampaikan ucapan bela sungkawa. Tentu, dengan bantuan sewajarnya. Orang yang sedang berduka, akan mendapatkan penghiburan dengan bentuk perhatian seperti itu.

Demikian halnya jika ada orang kecil yang punya hajatan. Mantenan. Atau walimahan. Dengan, atau tanpa diundang, beliau akan hadir dan memberikan ucapan selamat kepada keluarga penganten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun