Antara tahun 1975 dan 2015, jumlah orang dewasa yang menderita hipertensi meningkat dari 594 juta menjadi 1,13 miliar, dengan sebagian besar peningkatan terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (WHO, 2019). Prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan di wilayah Afrika, dengan 46% orang dewasa usia 25 tahun ke atas menderita hipertensi, sementara prevalensi terendah ditemukan di Amerika dengan 35% (WHO, 2013). Survei nasional terus menunjukkan bahwa hipertensi seringkali tidak terdeteksi, dan bahkan jika terdiagnosis, pengobatannya seringkali tidak efektif (Foex dan Sear, 2004). Hipertensi diperkirakan menyebabkan 70% serangan jantung, stroke, dan gagal jantung kronis, yang berkontribusi pada 13,5% kematian kardiovaskular global (Ried dan Fakler, 2014). Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian tahunan di antara penyakit tidak menular (17,9 juta kematian), diikuti oleh kanker (9,0 juta), penyakit pernapasan (3,9 juta), dan diabetes (1,6 juta) (WHO, 2018).
Pengobatan hipertensi melibatkan perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan. Perubahan gaya hidup mencakup penghentian konsumsi tembakau dan alkohol, perbaikan pola makan dan aktivitas fisik, serta pengelolaan stres mental.
Beban hipertensi di seluruh dunia dan penyakit kardiovaskular terkait telah mendorong para peneliti untuk mencari terapi alternatif. Bersama dengan studi laboratorium, survei lapangan mengenai dokumentasi terapi antihipertensi tradisional telah berkembang di seluruh dunia. Namun, kompilasi dan analisis dari studi lapangan ini belum dilakukan sejauh ini.Â
PENYEBAB HIPERTENSIÂ
Tekanan darah tinggi, Â ditentukan oleh dua hal: jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan seberapa sulit darah mengalir melalui arteri. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin sempit arteri, semakin tinggi tekanan darah.
Ada dua jenis utama hipertensi.
- Hipertensi Primer, yang juga disebut hipertensi esensial
Bagi sebagian besar orang dewasa, tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi untuk tekanan darah tinggi. Jenis hipertensi ini disebut hipertensi primer atau hipertensi esensial. Hipertensi ini cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Penumpukan plak di arteri, yang disebut aterosklerosis, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. - Hipertensi Sekunder
Jenis hipertensi ini disebabkan oleh kondisi yang mendasari. Hipertensi ini cenderung muncul secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan hipertensi primer. Kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder meliputi:
- Tumor kelenjar adrenal
- Masalah pembuluh darah yang ada sejak lahir, yang juga disebut kelainan jantung bawaan
- Obat-obatan batuk dan pilek, beberapa pereda nyeri, pil KB, dan obat resep lainnya
- Narkoba ilegal, seperti kokain dan amfetamin
- Penyakit ginjal
- Sleep apnea obstruktif
- Masalah tiroid
Terkadang, hanya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Ini disebut hipertensi jas putih. Moga bermanfaat ****
HIPERTENSI DI INDONESIA
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyebab utama kematian di dunia, dengan 90-95% kasus disebabkan oleh hipertensi esensial. Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi menjadi faktor risiko tertinggi yang menyebabkan kematian keempat dengan persentase 10,2%.
Data SKI 2023 mengungkapkan bahwa 59,1% penyebab disabilitas (seperti gangguan penglihatan, pendengaran, dan mobilitas) pada penduduk berusia 15 tahun ke atas disebabkan oleh penyakit yang didapat, dengan 53,5% di antaranya adalah PTM, terutama hipertensi (22,2%).