Silakan cari dan baca, tentang kekuatan izah bendera yang tertinggal di bukit pada masa Muhammad bin Abi Amir (326 H-392 H).
Juga temukan, kisah para panglima dalam Perang Mu'tah yang mempertahankan panji Islam tetap berkibar untuk menunjukkan bahwa umat Islam masih berjuang. Bahkan, Ja'far bin Abi Thalib bersikeras mengibarkannya dalam kondisi tangan yang buntung karena sabetan pedang.
Lihatkah?
Bagi kami, yang mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, terseok dan tersengal hidup tertata sesuai tuntunan Islam, kalimat syahadat menjadi harapan bagi kesatuan umat yang saat ini terpecah belah karena berbagai kondisi.
Kalimat tauhid (laa ilaaha illallah) menjadi dasar perjuangan dan pengorbanan.Â
Ya, akan selalu mulia, tercetak di mana pun kalimat tersebut.
#3
Bagi umat Islam, tauhid menjadi identitas koletif yang membuat kami tetap satu tubuh.
Ketika kami mengikrarkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka kami pun ingat untuk tidak menuhankan "hal-hal lain", baik dalam wujud harta, jabatan, kebanggaan diri, kecerdasan, atau sekadar prestise.
Semua yang cuma "duniawi" hanya ilusi.
Semua yang cuma beda warna, dapat menyatu kembali.
Pada tauhid, kami bermuara dan menuju abadi.