Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Eskapisme Dini Hari

17 Oktober 2018   17:51 Diperbarui: 17 Oktober 2018   17:58 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku gamang, genggamanku terlepas.

Di sampingku, teronggok selembar kertas yang tampak menyedihkan. Tulisan-tulisan di atasnya memburam. Aku terbata mengeja yang tersisa.

SURAT KETERANGAN KEMATIAN. Bayi yang baru lahir, tiga hari kemarin, tiga tahun yang lalu.

"Itu dia, di atas pohon!"

Lima senter tersorot padaku. Rasanya, aku seperti penyanyi yang disambut naik ke panggung, tapi kali ini diminta turun.

Aku menurut, tanpa perlawanan. Menggenggam kertas yang telah menjadi bubur. Pikiranku yang tadi meliar, kini hampa dan kosong.

"Sudah jangan kabur lagi. Kamu lebih aman bersama kami," ujar makhluk berbaju putih. Dia bicara dengan seseorang melalui HT, "Dok, kami sudah menemukan 307!"

Aku tertawa-tawa. Cekikikan. Bernyanyi.

Entah kenapa, rasanya mereka lucu sekali!

***

N. Setia Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun