4. Perubahan adalah keniscayaan
Manusia mudah berubah. Katakanlah, perempuan yang kamu nikahi begitu atraktif, penuh semangat, dengan segudang pesona yang membuatmu terpikat. Lima belas tahun kemudian, ketika ia mulai terjerat dalam pusaran rutinitas rumah tangga dan anak-anak, bisa saja ia bertransformasi menjadi orang yang jauh berbeda.
Paling umum sih, lebih galak.Â
Banyak lho, hal-hal yang dapat mengubah seseorang. Cepat atau lambat, bersiaplah menerima pasangan kalian dalam "versi baru". Bisa lebih baik, atau pun sebaliknya. Tapi, meski terdengar mengkhawatirkan, sebenarnya ini begitu indah. Hanya kamu yang akan mengenal dia dan segala sikapnya lebih dari siapapun juga. Grow, change, and evolve together.
Menua berdua, abadi bersama.
5. Keluarlah dari negeri dongeng
"Hidup bahagia selamanya" itu hanya slogan film-film Disney jaman baheula. Keabadian itu perkara nanti ketika kita sudah melewati jalan terjal gronjalan di muka bumi. Kadang, kalian akan menganggap dia pasangan paling sempurna. Namun tak jarang, kalian merasa dia utusan dari neraka. Hahaha.
Tomorrow is promised to no one.
Realistis saja ya, fakta di lapangan mengatakan banyak pasangan yang sudah kehilangan cinta karena berbagai alasan. Namun, mereka tetap bersama dan saling menghormati. Demi anak, status sosial, dan banyak hal lainnya.
Tenang, ini tidak seburuk itu kok. Setiap detik yang telah kalian lalui bersama, masa' iya menguap dan dilupakan begitu saja? Be friends. Bangunlah persahabatan dengan pasanganmu sejak awal kalian menikah. Itu lebih hangat. Persahabatan lah yang akan mengikat kalian, begitu erat, hingga akhir hayat kelak.
Kalau keluarga saya ... pada dasarnya memang terdiri dari dua orang kekanakan yang mau melakukan apa saja demi cinta dan kepemilikan. Jadi, selalu ambil mudahnya saja. Kami berdua memutuskan untuk mencintai Sang Pemilik Cinta, agar selalu bergerak ke arah yang sama.