Status jomblo akan berakhir pada waktunya. Bisa karena berakhirnya usia, atau karena kamu memutuskan menikahi dia. Dia? Iya, dia yang itu.Â
Tapi, masalahnya, benarkah kamu siap untuk menikah? Serius?
Ini ada pesan dari para orang tua:
"Don't go into a marriage in search of happiness. Marriage is struggles, and hardship, and difficulties, and that's why it is a great blessing, and one of the greatest trials. We will become stronger, wiser, and closer to God. Go into marriage with understanding that there will be fights, and temper, and the greatest test of your patience -- all for the purpose of improving you as a human. And that goal never has an easy path."
Nah, persis seperti itu. Kuatkan diri, teguhkan hati. Banyak hal yang harus masuk ranah kompromi.
Meskipun ya ... nikah masih lebih indah dari pada sindrom FTV pagi hari. Tiap ketemu orang di angkot atau tabrakan di jalan, langsung serasa slow motion, daun-daun berguguran, dan rusuh dengan pertanyaan, "Pertanda apa ini?", "Apakah dia jodohku?", "Siapakah gerangan dirinya?".Â
Jangan, ya ... Fokus pada indahnya cinta kasih antarmanusia di seluruh semesta tentu lebih baik bagimu. Tebarkan kebaikan dan nikmati kebebasanmu sebelum mengambil tanggung jawab sebagai istri/suami tercinta dan menantu paling sempurna.
Karena itu ... saya tanya sekali lagi, kamu mau nikah? Serius?
Baiklah, kalau kamu yakin.Â
Tapi, ingat-ingat 10 hal ini sebelum (dan ketika) kamu hidup bersamanya:
1. Ceraikan dirimu sendiri