Kemiskinan menyebar seperti virus H5N1. Orang-orang bekerja keras untuk hasil yang tidak sepadan. Mereka menjadi pekerja dan tidak lagi memiliki kuasa atas dirinya sendiri. Dunia merampas perhatian mereka, hingga melupakan ajaran-ajaran agama. Lebih parah lagi, mereka mulai kehilangan empati satu sama lain.
Lahirlah perbudakan modern. Kejahatan memenuhi kantor berita, prostitusi semakin marak, dan bisnis haram merajalela. Po dan Hon menguasai budaya, politik, ekonomi. Bahkan agama mereka.
Tanpa angkat senjata, mereka menaklukkan sebuah wilayah. Pulau Kali dan Pulau Mantan kini dihancurkan oleh bom strategik berupa uang kertas tanpa jaminan (fiat money), aturan cadangan 10%Â (fractional reserve requirement), dan bunga (interest). Perangkap yang dengan intensitas berbeda juga berhasil menciptakan krisis ekonomi di dunia kita.
Hingga saat ini.
***
Mengerikan? Begitulah adanya.
Kondisi yang menimpa Pulau Kali dan Pulau Mantan terasa begitu dekat dan familiar. Cara menyelamatkan diri, salah satunya hidup dengan uang simpanan secukupnya dan menghargai komoditas dari negeri sendiri. Manfaatkan harga, tenaga, dan intelektual yang kita miliki untuk tujuan produktif yang halal.
Percayalah pada Tuhan. Segala sesuatu yang diharamkan seperti riba, gharar, perjudian, tadlis, dan kawan-kawan memang terbukti berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Ditambah lagi zina, minuman memabukkan, dan makanan haram, juga menuntun manusia di jurang kehancuran.
Itulah mengapa, menyuburkan sedekah senantiasa di cintai semesta. Ada nilai silaturahim, ketulusan hati, dan perbaikan sosial yang terkandung di sana.
Maka, sejak harta benda berkonspirasi menggiring kita menuju gonjang-ganjing, pastikan kita memiliki ilmu yang cukup untuk melawannya. Doa dan usaha. Allah tidak pernah meninggalkan kita.Â
Akhirul kalam, mari lebih banyak belajar.