Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memahami Gonjang-ganjing Ekonomi dengan Gaya Anak SD

12 September 2018   10:38 Diperbarui: 12 September 2018   10:50 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini...

Konon, di tengah-tengah Samudera Hindia, terdapat dua pulau yang lupa digambarkan dalam peta dunia. Kedua pulau itu bertetangga dan hidup berdampingan dengan bahagia. Sebut saja Pulau Kali dan Pulau Mantan.

Orang-orang di Pulau Kali hidup sejahtera. Hasil alam mereka melimpah ruah. Di sana, terdapat satu gunung emas yang dikelola oleh pihak kerajaan. Mereka mencetak koin emas untuk mempermudah transaksi jual beli yang sebelumnya dilakukan dengan barter.

Ekonomi mereka sehat dan tanpa masalah. Orang-orang Pulau Kali menyukai silaturahim dan menjunjung tinggi budaya tolong menolong. Solidaritas sosial menjadi salah satu hal yang mereka perjuangkan. Ketika salah satu warga mengalami musibah, mereka meminjamkan koin emas dengan sukarela tanpa banyak pertimbangan dan syarat-syarat tambahan.

Tapi... berbeda dengan Pulau Kali, hasil alam Pulau Mantan, sesuai-namanya, tidak bisa diharapkan. Orang-orang Pulau Mantan hidup lebih sederhana. Mereka bertani dan membuat kerajinan tangan. Di Pulau Mantan, masih diberlakukan sistem barter karena mereka tidak punya emas yang cukup untuk bertransaksi.

Kendati demikian, Pulau Kali dan Pulau Mantan senantiasa hidup damai. Mereka saling membantu dan tidak pernah merasa dengki. Kebutuhan pokok terpenuhi dengan baik. Mereka beribadah dan menjalani kehidupan dengan penuh syukur.

Sampai akhirnya, di suatu pagi yang indah, dua orang dari pulau yang jauh, mendatangi Pulau Kali. Mereka berpenampilan layaknya bangsawan, dan membawa banyak koin emas dari berbagai belahan dunia. Mereka mengaku bernama Po dan Hon. Sebagai tamu, mereka disambut dengan baik oleh pihak kerajaan.

Po dan Hon bercerita kepada Raja Pulau Kali tentang kehidupan di pulau yang jauh. Mereka memperkenalkan uang kertas sebagai alat transaksi yang modern dan efisien. Dengan menunjukkan mesin pencetak uang, mereka berkata pada Raja Pulau Kali, "Nanti, foto Anda bisa dipajang di uang kertas ini. Anda akan terkenal dan dikenang sepanjang hayat."

Pernyataan itu membuat jiwa narsistik Raja Pulau Kali terusik. Wajar saja, dia belum mengenal Facebook karena Mark Zuckerberg belum lahir. Dia merasa dihormati oleh Po dan Hon dan menganggap mereka dua orang tamu istimewa. Raja Pulau Kali percaya, bahwa Po dan Hon bisa membawa kehidupan Pulau Kali menjadi lebih modern.

Singkat kata, untuk melaksanakan niat tersebut, sebuah bank didirikan. Gedung putih yang diberi nama Bank Kuang itu, difungsikan untuk menyimpan deposit koin emas warga yang menganggur. Po dan Hon mengatakan, simpanan emas tersebut dapat dipinjamkan pada warga pulau yang memerlukan. Dengan begitu, sumber daya yang ada akan selalu digunakan secara optimal.

Pembukaan Bank Kuang menjadi hari bersejarah bagi Pulau Kali. Mereka datang untuk menukar koin-koin emas dengan uang kertas. Bank Kuang memberi jaminan bahwa mereka bisa menukarkan kembali uang kertas dengan koin emas kapanpun mereka ingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun