Mari secara arif kita kupas akar masalah fenomena ini secara obyektif. Agar setiap komponen nyaman. Konsumen dan produsen terlindungi dan pengrajin gula Aren di pedesaan juga merasakan sejahtera.
Amatan dan telaah menunjukkan, keterbatasan bahan baku nira Aren berpangkal dari populasinya di alam yang tidak seimbang dengan kebutuhan. Pada umumnya tanaman Aren (Arenga pinnata) tumbuh secara alami tanpa tindakan budidaya massal.
Biji Aren si 'Puteri Tidur' dan Penataan Populasi Pohon Aren
Hamparan kebun tebu, juga kelapa umum ditemui. Begitupun untuk bit dan stevia sebagai alternatif bahan gula. Namun penanaman Aren masih sangat tradisional. Tumbuh di kelerengan hampir tanpa pengaturan jarak tanam.
Pada masa lampau penyebaran Aren dilakukan oleh hewan semisal musang. Buah Aren yang masak dimakan musang. Bijinya yang sangat keras masuk ke lambung musang mengalami perendaman enzimatis secara alami hingga melunak. Pengetahuan lokal yang terkemas apik.
Biji akan tersebar bersamaan dengan kotoran musang. Tumbuh menjadi tanaman muda yang baru. Penataan alami mengingat biji Aren memiliki sifat dormansi. Sifat 'tidur panjang' layaknya 'puteri tidur' sebelum mengalami proses berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru.
Penataan populasi tanaman Aren secara sengaja dimulai dengan persiapan pembibitan. Pendampingan petani Aren melakukan peremajaan. Tidak cukup dengan bibit yang tumbuh secara alami oleh musang.
Para pakar menghasilkan teknologi mengadopsi proses dalam lambung musang untuk memperpendek masa dormansi, tidur panjang si biji. Selain itu juga telah diintroduksi tanaman Aren umur genjah yang cepat berbuah. Seperti yang dilakukan di Sulawesi.
Menyadap Nira Aren dalam Bingkai Budaya
Masyarakat Karo mengenal nyanyian Enau. Nyanyian yang dilakukan saat menyadap nira Aren. Nyanyian yang dipercaya memperlancar aliran nira. Agak mirip dengan kisah di ranah Minang. Konon penyadap nira menyanyi hingga meratap melambungkan doa sambil memukul batang Aren. Bahkan ada peratap profesionalnya.
Lain lagi dengan budaya Bengkulu. Penyadap memukul lembut tangkai tandan yang akan disadap. Harapan yang sama, pukulan dan tepukan lembut diharapkan melancarkan curahan nira.