Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pesan Pohon Aren Penjaga Lereng

9 Desember 2019   22:34 Diperbarui: 10 Desember 2019   08:29 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruas jalan yang longsor dalam perbaikan (dok pri)

Mari secara arif kita kupas akar masalah fenomena ini secara obyektif. Agar setiap komponen nyaman. Konsumen dan produsen terlindungi dan pengrajin gula Aren di pedesaan juga merasakan sejahtera.

Amatan dan telaah menunjukkan, keterbatasan bahan baku nira Aren berpangkal dari populasinya di alam yang tidak seimbang dengan kebutuhan. Pada umumnya tanaman Aren (Arenga pinnata) tumbuh secara alami tanpa tindakan budidaya massal.

Biji Aren si 'Puteri Tidur' dan Penataan Populasi Pohon Aren
Hamparan kebun tebu, juga kelapa umum ditemui. Begitupun untuk bit dan stevia sebagai alternatif bahan gula. Namun penanaman Aren masih sangat tradisional. Tumbuh di kelerengan hampir tanpa pengaturan jarak tanam.

Pada masa lampau penyebaran Aren dilakukan oleh hewan semisal musang. Buah Aren yang masak dimakan musang. Bijinya yang sangat keras masuk ke lambung musang mengalami perendaman enzimatis secara alami hingga melunak. Pengetahuan lokal yang terkemas apik.

Biji akan tersebar bersamaan dengan kotoran musang. Tumbuh menjadi tanaman muda yang baru. Penataan alami mengingat biji Aren memiliki sifat dormansi. Sifat 'tidur panjang' layaknya 'puteri tidur' sebelum mengalami proses berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru.

Penataan populasi tanaman Aren secara sengaja dimulai dengan persiapan pembibitan. Pendampingan petani Aren melakukan peremajaan. Tidak cukup dengan bibit yang tumbuh secara alami oleh musang.

Para pakar menghasilkan teknologi mengadopsi proses dalam lambung musang untuk memperpendek masa dormansi, tidur panjang si biji. Selain itu juga telah diintroduksi tanaman Aren umur genjah yang cepat berbuah. Seperti yang dilakukan di Sulawesi.

Menyadap Nira Aren dalam Bingkai Budaya

Aren di lereng gunung (dok pri)
Aren di lereng gunung (dok pri)
Pohon Aren atau Enau yang lekat dengan hikayat jelmaat puteri. Begitupun budaya menyadapnya juga lekat dengan cara lokal. Seolah memperlakukan sang puteri, membujuknya agar mengalirkan nira.

Masyarakat Karo mengenal nyanyian Enau. Nyanyian yang dilakukan saat menyadap nira Aren. Nyanyian yang dipercaya memperlancar aliran nira. Agak mirip dengan kisah di ranah Minang. Konon penyadap nira menyanyi hingga meratap melambungkan doa sambil memukul batang Aren. Bahkan ada peratap profesionalnya.

Lain lagi dengan budaya Bengkulu. Penyadap memukul lembut tangkai tandan yang akan disadap. Harapan yang sama, pukulan dan tepukan lembut diharapkan melancarkan curahan nira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun