Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemunculan Cancel Culture, Apa Konsekuensinya?

9 September 2021   19:31 Diperbarui: 9 September 2021   19:35 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cancel Culture Berlebihan Bisa Berujung Toxic

Cancel culture bisa bermakna positif selama konteksnya tepat. Konteks dalam hal ini adalah bila subyek yang di-cancel dikhawatirkan memberi contoh yang buruk, kerugian, kericuhan, dan sebagainya, yang bisa merusak tatanan masyarakat madani. 

Namun disisi lain, jika cancel culture terus menjamur tanpa sebab atau beralasan yang kuat dapat dimaknai terjadi keadaan sosial yang sedang tidak baik.

Keadaan sosial yang salah bilama mana keduanya yaitu media dan masyarakat sama-sama memiliki mental dan moral yang rendah. Cancel culture dalam tingkat ekstrim menimbulkan pembunuhan karakter bahkan perundungan yang mengganggu ekonomi dan psikologis subyek. 

Sehingga secara tidak langsung mendorong subjek kepada pemiskinan atau gangguan psikis yang dapat mendorong pada percobaan bunuh diri. 

Nah, cancel culture nyatanya seperti pisau bermata dua. Satu sisi ada nilai positif, sedang sisi lain dapat berakibat negatif. Maka dari itu, masyarakat Indonesia harus lebih berhati-hati ketika menjadi bagian dari cancel culture ini. 

Karena jika salah bisa berakibat fitnah, namun jikalaupun yang dilakukan benar menandakan ada degradasi nilai-nilai etika pada media massa yang abai pada etika jurnalisme dan kesopanan. 

Wallahualam Bisshowab

  

Referensi :               

https://indonesiabaik.id/infografis/benarkah-netizen-indonesia-paling-tak-sopan-se-asia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun