Mohon tunggu...
novilia permatasari
novilia permatasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru swasta di sebuah Madrasah Aliyah di kota saya. Saya juga seorang Ibu yang memiliki hobi menulis, terutama novel fiksi dan juga cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Tanpa Jejak

3 November 2024   09:00 Diperbarui: 3 November 2024   09:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tolong, tolong pergi. Aku, aku takut. Tolong jangan sakiti aku, aku mohon." Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Raya itupun hanya mampu dia katakan dengan lirih. Menyadari bahwa orang yang selama ini bersamanya bukan manusia seperti dirinya.

Tak lama kepulan asap itu menyatu kembali di hadapan Raya, menjadi sosok Arhan yang Raya cinta.

"Sayang, Raya, inilah aku. Aku tak berwujud. Aku adalah hantu, nama Haris. Aku adalah hantu yang terjebak dengan cintamu." Ucap Arhan yang merupakan hantu Haris. "Aku adalah hantu yang mencintaimu sejak pertama kali melihat kecantikan wajahmu." Katanya lagi, namun saat ini posisinya sudah berada di sebelah kanan Raya hingga membuat gadis itu terkejut. "Aku adalah hantu yang hanya ingin melihatmu tersenyum bahagia." Kali ini Arhan kembali berpindah posisi dengan sangat cepat.

"Pergi kamu setan, pergi!" Teriak Raya ketakutan.

"Aku tahu, ini semua akan berakhir. Tapi aku tidak menyangka akan secepat ini."

"Kamu kurang ajar, kamu keterlaluan. Kamu telah membohongiku dengan merubah wujud menjadi suamiku. Kamu mencuri kesempatan dengan kelemahanku."

"Ya Raya kamu benar, aku bersalah. Tapi aku tidak mencuri apapun. Bahkan aku tidak pernah sekalipun berniat menyentuhmu dan menodaimu. Aku hanya ingin membuatmu bahagia."

"Pergi! Kamu jahat!"

"Raya dengarlah, aku akan pergi dari kehidupanmu jika kamu menginginkannya. Akupun akan tetap disampingmu jika kamu menghendaki."

"Pergi!"

"Raya apakah kamu yakin?" tanya Haris yang saat ini sudah berada tepat di hadapannya dan jarak mereka pun hanya beberapa centimeter. Sehingga Raya bisa melihat dengan jelas rona mata yang selama ini sangat dia kagumi. Rona mata yang selalu memperlihatkan ketulusan dan kesungguhan, rona mata yang tidak pernah berbohong akan cinta yang besar dalam hatinya. Raya pun terdiam tanpa mampu menjawab sepatah katapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun