Nah, pilihan negara yang ingin kita tuju inilah yang bisa mengarahkan kita untuk fokus pada program beasiswa mana yang akan kita ikuti.
2. Kampus atau institusi
Selain negara, mungkin ada juga yang lebih spesifik mengarahkan tujuan studinya pada institusi yang dituju. Misalnya, karena sudah yakin dan juga sudah riset bahwa kampus atau institusi tersebut memang memiliki kualitas yang sangat baik untuk belajar.Â
Meskipun sebenarnya, dalam hemat saya, khususnya kampus-kampus atau institusi di Eropa dan Amerika, pada dasarnya memiliki kualitas dan standar yang sama. Hanya saja, bidang studi dan lingkungan tempat tinggal yang ditawarkan pastilah berbeda satu sama lain.
Nah, bagi yang sudah mengincar kampus atau institusi tertentu, bisa juga langsung mencari informasi apakah kampus tersebut menawarkan program beasiswa untuk mahasiswa internasional. Atau bisa juga, sambil melihat-lihat informasi kampus yang ingin dituju, sambil kita juga mencari-cari informasi apakah ada beasiswa spesifik dari negara tersebut yang memberikan beasiswa untuk kampus yang sedang ingin dituju tersebut.
3. Bidang studi
Tak semua kampus atau institusi di luar negeri menawarkan bidang studi yang ingin kita pelajari. Hal ini bisa menjadi pertimbangan juga dalam memilih program beasiswa yang diinginkan.
Misalnya, setelah mengetahui bidang studi apa yang ingin dipelajari, dan sudah tahu ingin studi di kampus mana, kita pun sudah pasti paham program beasiswa negara mana yang ingin kita ikuti.
Atau, seperti alternatif lainnya, yakni mencari tahu program beasiswa dari kampus tersebut melalui laman web secara daring.
Oh iya, untuk beberapa jenis beasiswa tertentu, seperti DAAD dan Erasmus Plus, menawarkan hanya program studi tertentu saja yang bisa diikuti. Misalnya untuk DAAD Helmut-Schmidt Programme hanya menawarkan program studi Public Policy and Good Governance di beberapa kampus di Jerman.
Namun, program DAAD lainnya juga menawarkan hanya program studi tertentu, misalnya program EPOS yang hanya menawarkan program studi Development Studies.Â