Mohon tunggu...
novi ariesanthi
novi ariesanthi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi yang memiliki rasa semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi, saya selalu tertarik untuk mempelajari hal-hal baru. Dengan sifat ceria dan antusias, saya senang terlibat dalam berbagai kegiatan yang menantang dan memberikan pengalaman baru. Selain itu, saya juga aktif berpartisipasi dalam organisasi ataupun komunitas yang mendukung pengembangan diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Setiap peluang adalah kesempatan untuk bertumbuh, berbagi, dan menciptakan dampak positif di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edukasi Nilai Pancasila Melalui Gerakan Anti-Bullying di Sekolah untuk Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Inklusif oleh Mahasiswa FIS UM

17 Desember 2024   14:44 Diperbarui: 1 Januari 2025   11:18 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Sumber : Dokumen Pribadi )

EDUKASI NILAI PANCASILA MELALUI GERAKAN ANTI BULLYING DI SDN SELOREJO 1 DAU,MALANG UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG AMAN DAN INKLUSIF.

Indah eka febriana p1,Ayu charisma p2,Elsa salma y3,Erick febrianto4,Muhammad alifiyansyah5,Nadya ardita6,Novi ariesanthi7,Sri Untari8.

Universitas Negeri Malang

Indah putri

Universitas negeri malang,Malang,Indonesia

indahekafebriana31@gmail.com

Ayu putri

Universitas negeri malang,Malang Indonesia

payu40125@gmail.com

Elsa yuliani

Universitas negeri malang,Malang Indonesia

Elsay5426@gmail.com

Erick febrianto

Universitas negeri malang,Malang Indonesia

erickfebriyanto06@gmail.com

Muhammad alifiyansyah

Universitas negeri malang,Malang Indonesia

mohalfiyans@gmail.com

Nadya Ardita

Universitas negeri malang,Malang Indonesia

nadyaarditaputri@gmail.com

Novi ariesanthi

Universitas negeri malang,Malang Indonesia

novviarsthi@gmail.com

Sri untari

Universitas negeri malang,Malang Indonesia

Abstrak

Kasus perundungan atau bullying di sekolah merupakan masalah serius yang berdampak buruk pada perkembangan siswa, baik secara fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi siswa SDN Solerejo 1, Dau, Malang, tentang bahaya bullying dan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila melalui gerakan anti-bullying. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan  pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi.

            Proyek ini melibatkan sosialisasi tentang berbagai bentuk bullying (fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying), serta pemahaman mengenai nilai Pancasila seperti menghargai perbedaan dan menciptakan solidaritas. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa mengenai bullying, dengan mereka lebih sadar akan dampak negatif yang ditimbulkan. Aktivitas seperti pemutaran video edukasi, diskusi interaktif, dan sesi refleksi efektif dalam membangun kesadaran dan empati siswa.Selain itu, keterlibatan orang tua dan guru dalam mendukung implementasi nilai-nilai yang diajarkan memperkuat dampak jangka panjang dari program ini. Secara keseluruhan, proyek ini berhasil menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif, inklusif, dan bebas bullying, serta membantu siswa mengembangkan karakter yang lebih peduli, saling menghormati, dan siap menghadapi tantangan sosial dengan sikap positif.

Kata Kunci:Bullying, Pancasila, edukasi, sekolah, karakter, lingkungan belajar.

1. Pendahuluan                                

Pembullyan di sekolah menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan survei dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), kasus kekerasan di sekolah meningkat secara signifikan sejak tahun 2020, dengan jumlah kasus meningkat dari 91 pada tahun 2020 menjadi 285 pada tahun 2023. Data ini menunjukkan peningkatan yang drastis dalam kasus perundungan di lingkungan pendidikan. Data yang diperoleh dari Survei Nasional Pencegahan Kekerasan terhadap Anak (SNPKA) yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa sekitar 70% anak di Indonesia pernah menjadi korban kekerasan atau perundungan di lingkungan sekolah. Survei lain dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2020 juga mengungkapkan bahwa hampir 50% siswa di Indonesia mengaku mengalami kekerasan fisik atau verbal di sekolah. Kasus-kasus ini menunjukkan betapa seriusnya masalah perundungan yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, yang memerlukan perhatian dan tindakan yang lebih intensif.

Pembullyan di sekolah memiliki dampak yang sangat merugikan bagi korban. Selain luka fisik, korban sering mengalami trauma psikologis yang dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional mereka seperti depresi, kecemasan, bahkan risiko bunuh diri. Pembullyan juga dapat menghambat proses belajar mengajar, mengurangi motivasi siswa, dan bahkan dapat menyebabkan korban bunuh diri. Secara sosial, perilaku perundungan dapat memperburuk iklim sekolah dan menciptakan ketegangan antar sesama siswa, yang pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan kualitas pendidikan secara keseluruhanSelain itu, lingkungan sekolah yang tidak aman dapat mempengaruhi kesejahteraan seluruh siswa, termasuk pelaku dan saksi.

Pembentukan karakter yang berkaitan dengan pembullyan sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu semangat kebersamaan, gotong royong, dan keadilan sosial. Mata kuliah Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada siswa, sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan saling menghormati dan menghargai. Namun, kasus pembullyan menunjukkan bahwa masih ada jarak yang jauh antara nilai-nilai Pancasila yang diajarkan di kelas dan praktik nyata di lapangan.

Nilai-nilai Pancasila yang seharusnya menjadi landasan hidup masyarakat seringkali terabaikan di lapangan. Meskipun ada upaya untuk mengajarkan nilai-nilai tersebut melalui mata kuliah Pendidikan Pancasila, banyak siswa yang masih belum sepenuhnya memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari1. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan dalam metode pengajaran dan penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah. Selaiin itu, meskipun nilai-nilai Pancasila sudah seharusnya ditanamkan melalui pendidikan formal, implementasinya di lapangan seringkali jauh dari harapan. Banyak pula sekolah yang masih kurang optimal dalam menerapkan kurikulum yang menekankan pada karakter dan etika, sementara kekerasan dan perundungan tetap terjadi. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik, antara nilai Pancasila yang diajarkan dan kenyataan yang ada di lapangan. Oleh karena itu, untuk mengurangi kasus perundungan, diperlukan kerjasama yang lebih erat antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mendidik generasi muda untuk lebih menghargai perbedaan dan mengedepankan sikap saling menghormati. Pendidikan karakter berbasis Pancasila perlu dipertegas lagi agar tujuan pembentukan generasi yang berakhlak mulia dan cinta damai dapat tercapai.

Secara keseluruhan, kasus pembullyan di sekolah menunjukkan bahwa masih ada banyak tantangan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila di lapangan. Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung perkembangan karakter siswa yang positif.

2. Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan metode edukatif yang efektif Tujuannya adalah untuk mengedukasi siswa sekolah Mengenai bahaya dan dampak negatif Bullying,baik secara fisik,verbal,sosial maupun cyberbullying,selain itu dengan edukasi mengenai bahaya Bullying di lingkungan sekolah siswa diharapkan dapat mengurangi tindakan Bullying terhadap siswa yang lain. Program  edukasi pacasila ini di kembangkan untuk meciptakan lingkungan belajar siswa yang nyaman  melalui sosialisasi gerakan Anti Bullying di sekolah dasar.

Teknik pengumpulan data yang di sertakan 1) Observasi partisipasi; 2) Kuesioner; 3) Wawancara; 4) Dokumentasi (yin, 2024)

Melalui Observasi partisipasi yang telah  dilakukan  untuk mengamati interaksi siswa selama kegiatan sosialisasi anti-bullying,sementara Wawancara juga merupakan bagian penting yang tidak bisa hilang karena kita dapat menggali pemahaman siswa mengenai bullying dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan materi yang disampaikan selama kegiatan.selain itu Kegiatan kuesioner juga dilakukan untuk mengukur seberapa jauh sosialisasi ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa tentang bullying dan pentingnya menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan Dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer ini peneliti dan guru  dapat memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai efektivitas kegiatan sosialisasi anti-bullying dan dampaknya terhadap siswa di SDN Solerejo 1.

Analisis data di jelaskan sebagai berikut       

1. Observasi Partisipasi di lakukan kepada siswa SD Selorejo 1untuk mengedukasi siswa dalam sebuah video untuk mengembangkan pemahaman dan pengetahuannya mengenai bullying dan dampaknya.

2. Membantu menilai dampak sosialisasi terhadap lingkungan sekolah secara keseluruhan. Ini mencakup pengamatan terhadap suasana kelas, interaksi antar siswa, dan kebijakan sekolah terkait bullying di sekolah

3. Dengan dilakukannya sosialisasi  dapat membantu  mengubah sikap dan perilaku siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif. Dengan hasil yang signifikan ini, sosialisasi anti-bullying dapat dianggap sebagai langkah penting dalam membangun kesadaran dan menciptakan budaya saling menghormati di kalangan siswa.

4.Siswa diajak untuk mengembangkan pemikiran kritis menegenai pentingnya mencegah terjadinya Bullying di lingkungan sekolah.

5.Siswa bebas  untuk berbagi pendapat tentang bagaimana  perilaku bullying dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosional, dan sosial individu di masa depan serta akibatnya pada diri sendiri.

3. Hasil dan Pembahasan

Edukasi nilai Pancasila pada siswa di SD Selorejo 1 melalui Gerakan anti Bulliying

3.1. Sekilas Tentang Proyek Edukasi Anti-Bullying

Proyek gerakan penanaman nilai Pancasila melalui edukasi anti bullying di SDN Selorejo 1 Dau, Malang. Bullying sendiri merupakan salah satu bentuk perilaku yang tidak mencerminkan nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila. Bentuk perilaku bullying juga akan memberikan dampak yang buruk bagi dunia pendidikan. Oleh sebab itu penanaman nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila bisa diterapkan melalui gerakan anti bullying ini. Gerakan anti bullying merupakan salah satu proyek yang memberikan gambaran serta pemahaman tentang bullying di dalam lingkungan sekolah. Gerakan ini menjelaskan tentang apa itu bullying serta cara pencegahan bullying terjadi di lingkungan sekolah. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman tentang bullying dan dampak yang disebabkan oleh bullying ini menjadi salah satu fokus dari adanya gerakan anti bullying ini. Dengan pemberian pemahaman tentang bullying sejak duduk di bangku SD akan memberikan dampak yang positif untuk kedepannya. Dengan pemberian edukasi seputar apa itu bullying, penyebab dari bullying, maupun dampak yang ditimbulkannya dari bullying ini akan membantu memberikan pemahaman bahwa bullying merupakan perilaku yang tidak dibenarkan sedikitpun. Selain itu pemberian edukasi ini berupaya untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah.


3.2. Profil Singkat Tentang Proyek Pancasila

Proyek Pancasila ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang bertujuan untuk menanamkan nilai – nilai Pancasila melalui kegiatan – kegiatan edukatif dan positif di dalam lingkungan  sekolah. Proyek Pancasila ini merupakan salah satu proyek yang memberikan pemahaman tentang nilai yang terkandung dalam Pancasila yang akan diajarkan di lingkungan sekolah. Dengan adanya proyek Pancasila ini akan memberikan dampak positif bagi kehidupan selanjutnya. Dengan penanaman nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila akan menciptakan generasi muda yang mampu berprilaku sesuai dengan nilai nilai yang ada didalam Pancasila.

3.3. Proyek Penyuluhan

Proyek ini akan berfokus pada pemberian edukasi anti bullying untuk siswa siswi SDN SELOREJO 1 DAU, MALANG. Proyek ini akan memberikan informasi seputar dampak yang disebabkan oleh bullying dan cara mengatasinya. Proyek ini juga fokus untuk memberikan pemahaman tentang nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila melalui gerakan anti bullying di lingkungan sekolah. Dengan adanya proyek ini maka setidaknya perilaku bullying bisa dicegah sedini mungkin.

3.4 Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan proyek kegiatan edukasi nilai Pancasila melalui gerakan anti-bullying di SDN Solerejo 1 bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif bagi siswa kelas 4. Kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi mengenai berbagai bentuk bullying, termasuk bullying fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying, serta dampak merugikan yang ditimbulkannya. Dalam sosialisasi ini, siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, seperti menghormati sesama dan menciptakan solidaritas di antara mereka. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini sangat menarik dan interaktif. Pertama, siswa diberikan penjelasan mengenai apa itu bullying dan bagaimana cara mengenalinya. Pemutaran video edukasi menjadi salah satu metode yang efektif untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menghindari perilaku bullying. Selain itu, sesi diskusi interaktif diadakan untuk mendorong siswa berbagi pengalaman dan pendapat mereka mengenai bullying, sehingga mereka dapat lebih memahami dampak dari tindakan tersebut.

( Sumber : Dokumen Pribadi )
( Sumber : Dokumen Pribadi )
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi refleksi di mana siswa diajak untuk mengevaluasi pemahaman mereka tentang bullying dan bagaimana cara mencegahnya. Untuk mengukur efektivitas sosialisasi ini, dilakukan pre-test dan post-test guna melihat peningkatan pengetahuan siswa sebelum dan setelah mengikuti kegiatan. Hasil dari evaluasi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan empati di kalangan siswa terhadap isu bullying. Pentingnya melibatkan orang tua dan guru dalam proses ini juga menjadi fokus utama. Dengan membangun komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan keluarga, upaya pencegahan bullying dapat berjalan lebih efektif. Orang tua diajak untuk mendukung program ini di rumah, sehingga nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

( Sumber : Dokumen Pribadi )
( Sumber : Dokumen Pribadi )

( Sumber : Dokumen Pribadi )
( Sumber : Dokumen Pribadi )

( Sumber : Dokumen Pribadi )
( Sumber : Dokumen Pribadi )
Secara keseluruhan, kegiatan edukasi ini tidak hanya berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang bahaya bullying tetapi juga membantu menciptakan suasana belajar yang lebih positif. Siswa kini lebih berani menyuarakan pendapat mereka dan menunjukkan sikap saling menghormati satu sama lain. Dengan demikian, SDN Solerejo 1 bergerak menuju penciptaan lingkungan sekolah yang lebih baik dan berkarakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

3.5. Manfaat Proyek

Pelaksanaan penyuluhan anti-bullying di SDN Solerejo 1 memberikan berbagai manfaat signifikan bagi siswa kelas 4. Pertama, kegiatan ini meningkatkan pemahaman siswa tentang bullying, termasuk jenis-jenisnya seperti bullying fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying. Dengan sosialisasi yang jelas dan terstruktur, siswa dapat mengenali perilaku bullying dan dampak negatif yang ditimbulkannya, baik bagi korban maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan. Pengetahuan ini sangat penting untuk membantu siswa menghindari perilaku tersebut dan menciptakan suasana belajar yang lebih aman. Kedua, penyuluhan ini menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri siswa. Melalui kegiatan yang mengedukasi tentang menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi solidaritas, siswa diajarkan untuk saling menghormati satu sama lain. Ini tidak hanya membantu mencegah bullying tetapi juga membangun karakter positif di antara siswa. Dengan memahami pentingnya empati dan kepedulian terhadap teman-teman mereka, siswa menjadi lebih sadar akan tindakan mereka dan dampaknya terhadap orang lain.

Selain itu, metode yang digunakan dalam kegiatan ini, seperti pemutaran video edukasi dan diskusi interaktif, membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Siswa tidak hanya belajar secara teoritis tetapi juga terlibat aktif dalam diskusi, sehingga mereka lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Kegiatan refleksi dan evaluasi juga membantu siswa untuk mengevaluasi pemahaman mereka tentang bullying dan cara mencegahnya. Pentingnya melibatkan orang tua dan guru dalam program ini juga memberikan dampak positif. Dengan adanya komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan keluarga, nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dapat diterapkan di rumah, menciptakan lingkungan yang konsisten dalam mendukung pencegahan bullying. Hal ini meningkatkan efektivitas program secara keseluruhan. Secara keseluruhan, penyuluhan anti-bullying di SDN Solerejo 1 tidak hanya berhasil meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya bullying tetapi juga membantu menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif dan inklusif. Siswa kini lebih berani menyuarakan pendapat mereka dan menunjukkan sikap saling menghormati satu sama lain. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi pada pembentukan generasi muda yang berkarakter baik dan siap menghadapi tantangan sosial dengan sikap positif.

4. Kesimpulan

        Proyek edukasi anti-bullying yang dilaksanakan di SDN Selorejo 1 Dau, Malang, berhasil memberikan dampak positif baik bagi siswa maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan dan berjalan dengan baik dan lancer. Siswa di sana juga sangat antusias dan senang dalam mengikuti sosialisasi yang peneliti lalukan. Melalui kegiatan ini, siswa kelas 4 mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai berbagai bentuk bullying, baik fisik, verbal, sosial, maupun cyberbullying, serta dampak buruk yang ditimbulkannya. Selain itu, mereka juga diberikan edukasi mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila, seperti menghargai perbedaan, menghormati sesama, dan membangun solidaritas. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar untuk mengenali dan menghindari perilaku bullying, tetapi juga dilatih untuk menjadi individu yang lebih peduli dan berempati terhadap sesama.

         Metode yang digunakan dalam proyek ini, seperti pemutaran video edukasi, diskusi interaktif, serta refleksi dan evaluasi, terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Proses ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari siswa, sehingga mereka lebih mudah memahami pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan empati di kalangan siswa terhadap isu bullying, yang menjadi landasan kuat untuk mencegah terjadinya bullying di masa depan.

        Pentingnya peran orang tua dan guru dalam mendukung program ini. Komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan keluarga juga akan  memperkuat implementasi nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, sehingga menciptakan konsistensi dalam upaya pencegahan bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Secara keseluruhan, proyek ini berkontribusi dalam menciptakan generasi muda yang lebih berkarakter, saling menghormati, berjiwa sopan santun yang tinggi dan siap menghadapi tantangan sosial dengan sikap positif. Dengan adanya kegiatan ini, peneliti  berharap lingkungan pendidikan di SDN Selorejo 1 dapat semakin terbebas dari perilaku bullying, dan menjadi tempat yang lebih aman, nyaman, dan inklusif bagi semua siswa.

REFERENSI

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). (2024). JPPI: 60 Persen Kasus Kekerasan Terjadi di Sekolah Sepanjang 2024. Kompas.com. Retrieved from https://www.kompas.com/edu/read/2024/12/30/133355771/jppi-60-persen-kasus-kekerasan-terjadi-di-sekolah-sepanjang-2024

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). (2024). 573 Kasus Kekerasan di Sekolah dan Pesantren di 2024, JPPI: Naik 100% dari 2023. Detik.com. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7705564/573-kasus-kekerasan-di-sekolah-dan-pesantren-di-2024-jppi-naik-100-dari-2023

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). (2024). KPAI: Jangan Eksklusif Sekolah Khusus Korban Kekerasan Seksual. NU Online. Retrieved from https://nu.or.id/nasional/kaleidoskop-2024-573-kasus-kekerasan-dan-perundungan-terjadi-di-lingkungan-pendidikan-xOnTh

Aris Adi Leksono. (2024). Program Pendidik Sebaya Jadi Komitmen IPPNU Cegah Kekerasan di Lingkungan Pelajar. NU Online. Retrieved from https://nu.or.id/nasional/kaleidoskop-2024-573-kasus-kekerasan-dan-perundungan-terjadi-di-lingkungan-pendidikan-xOnTh

Irsyad Zamjani. (2024). Kasus Kekerasan di Sekolah hingga Pesantren. Bakoel Koffie, Jakarta Pusat. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7705564/573-kasus-kekerasan-di-sekolah-dan-pesantren-di-2024-jppi-naik-100-dari-2023

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Survei Nasional Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak (SNPKA) 2018. Retrieved from https://www.kemenpppa.go.id/page/view/NDMyMw==

Darmayanti, K. K. H., Kurniawati, F., & Situmorang, D. D. B. (2019). Bullying Di Sekolah: Pengertian, Dampak, Pembagian Dan Cara Menanggulanginya.

Noviana, A. (2021). Peran Guru Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Pada Peserta Didik Kelas Iv Sd Negeri Banding Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 75(17), 399–405.

Ntobuo, F. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Bullying Di SMA N 1 Bolangitang. https://doi.org/10.31219/osf.io/u9jc6

Putri, N. N. A., Avianika, K. A., & Kembara, D. M. (2023). Peran Pancasila Sebagai Upaya Membangun Etika Anak Berkebutuhan Khusus Di Masyarakat. GARUDA : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Dan Filsafat, 1(2), 89–96. https://doi.org/10.59581/jpkf-widyakarya.v1i2.389

Retnasari, L., & Hidayah, Y. (2019). Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Warga Negara Muda Di Era Globalisasi Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi (Studi Pada Mahasiswa PGSD UAD). Jurnal Basicedu, 4, 79–88. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.303

Sari, H. N., Pebriyani, P., Nurfarida, S., Suryanto, M. F., Suri, P. A. A., & Nugraha, R. G. (2022). Perilaku Bullying Yang Menyimpang Dari Nilai Pancasila Pada Siswa Sekolah. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 2095–2102.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun