Proyek edukasi anti-bullying yang dilaksanakan di SDN Selorejo 1 Dau, Malang, berhasil memberikan dampak positif baik bagi siswa maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan dan berjalan dengan baik dan lancer. Siswa di sana juga sangat antusias dan senang dalam mengikuti sosialisasi yang peneliti lalukan. Melalui kegiatan ini, siswa kelas 4 mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai berbagai bentuk bullying, baik fisik, verbal, sosial, maupun cyberbullying, serta dampak buruk yang ditimbulkannya. Selain itu, mereka juga diberikan edukasi mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila, seperti menghargai perbedaan, menghormati sesama, dan membangun solidaritas. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar untuk mengenali dan menghindari perilaku bullying, tetapi juga dilatih untuk menjadi individu yang lebih peduli dan berempati terhadap sesama.
     Metode yang digunakan dalam proyek ini, seperti pemutaran video edukasi, diskusi interaktif, serta refleksi dan evaluasi, terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Proses ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari siswa, sehingga mereka lebih mudah memahami pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan empati di kalangan siswa terhadap isu bullying, yang menjadi landasan kuat untuk mencegah terjadinya bullying di masa depan.
    Pentingnya peran orang tua dan guru dalam mendukung program ini. Komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan keluarga juga akan  memperkuat implementasi nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, sehingga menciptakan konsistensi dalam upaya pencegahan bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Secara keseluruhan, proyek ini berkontribusi dalam menciptakan generasi muda yang lebih berkarakter, saling menghormati, berjiwa sopan santun yang tinggi dan siap menghadapi tantangan sosial dengan sikap positif. Dengan adanya kegiatan ini, peneliti  berharap lingkungan pendidikan di SDN Selorejo 1 dapat semakin terbebas dari perilaku bullying, dan menjadi tempat yang lebih aman, nyaman, dan inklusif bagi semua siswa.
REFERENSI
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). (2024). JPPI: 60 Persen Kasus Kekerasan Terjadi di Sekolah Sepanjang 2024. Kompas.com. Retrieved from https://www.kompas.com/edu/read/2024/12/30/133355771/jppi-60-persen-kasus-kekerasan-terjadi-di-sekolah-sepanjang-2024
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). (2024). 573 Kasus Kekerasan di Sekolah dan Pesantren di 2024, JPPI: Naik 100% dari 2023. Detik.com. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7705564/573-kasus-kekerasan-di-sekolah-dan-pesantren-di-2024-jppi-naik-100-dari-2023
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). (2024). KPAI: Jangan Eksklusif Sekolah Khusus Korban Kekerasan Seksual. NU Online. Retrieved from https://nu.or.id/nasional/kaleidoskop-2024-573-kasus-kekerasan-dan-perundungan-terjadi-di-lingkungan-pendidikan-xOnTh
Aris Adi Leksono. (2024). Program Pendidik Sebaya Jadi Komitmen IPPNU Cegah Kekerasan di Lingkungan Pelajar. NU Online. Retrieved from https://nu.or.id/nasional/kaleidoskop-2024-573-kasus-kekerasan-dan-perundungan-terjadi-di-lingkungan-pendidikan-xOnTh
Irsyad Zamjani. (2024). Kasus Kekerasan di Sekolah hingga Pesantren. Bakoel Koffie, Jakarta Pusat. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7705564/573-kasus-kekerasan-di-sekolah-dan-pesantren-di-2024-jppi-naik-100-dari-2023
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Survei Nasional Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak (SNPKA) 2018. Retrieved from https://www.kemenpppa.go.id/page/view/NDMyMw==
Darmayanti, K. K. H., Kurniawati, F., & Situmorang, D. D. B. (2019). Bullying Di Sekolah: Pengertian, Dampak, Pembagian Dan Cara Menanggulanginya.