Akhirnya satu setengah bulan pun berlalu. Tampaknya situasi semakin mendebarkan karena hasil ujian nasional SMA tahun itu akan diumumkan. Daftar nama para siswa-siswi yang lulus tahun itu telah terpampang pada papan pengumuman pagi itu, lengkap dengan nilai rata-rata yang diperoleh dari tiga mata pelajaran yang telah diujikan.
Syukurlah, semuanya lulus tahun itu. Tapi ternyata, ada cerita tersendiri bagi mereka yang pernah membeli kunci jawaban tempo hari.
"Wah, rata-rata nilai lo 86 ya... Keren Tiara!"
"Hmm. Yoi dong. Lo 75 ya Rin? Mana kunci jawaban yang lo beli? Hahaha. Lo ikutin semua tuh kunci jawaban? 100 dong harusnya nilai lo."
"Ah, apaan! Kunci jawaban ngga jelas. Gue yakin kok, udah bener nyalin kuncinya di notes. Tapi pas gue baca ulang soalnya berkali-kali, baca jawabannya A, B, C, D, pertanyaan sama jawabannya ngaco. Untung gue belajar juga. Dikit-dikit nyangkut lah di otak. Ngga sepenuhnya gue percaya sama kunci jawaban."
"Hahaha. Jadi ngga guna dong tuh kunci jawaban?"
"Yoi. Yang kemarin pada beli kunci jawaban itu, juga ngerasa aneh."
"Tapi, syukurlah kita semua bisa lulus bareng-bareng tahun ini."
"Iya Ra. Walaupun nilai rata-rata gue cuma 75, tapi gue bangga dengan hasil kerja gue sendiri."
Dan hari itu ditutup dengan penuh keceriaan di wajah mereka. Meski di hari yang akan datang, tangis perpisahan akan hadir di tengah mereka semua.