Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gadis Barista

26 Desember 2023   10:39 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:43 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Kok Faris ngga cerita ya. Emang dia nanyain akunya gimana?"

"Ya.. yang cewe itu kemana? Yang biasa bikin kopi. Gitu sih aku dengernya. Terus Faris bilang, kamu masuk siang. Dia ngga bilang apa-apa lagi deh."

Aku bingung, untuk apa orang itu menanyakan aku. Tapi, ya sudahlah mungkin dia hanya sekedar bertanya, karena dibanding Faris, aku lah yang lebih sering melayaninya. Jadi wajar kalau saat itu dia tidak melihat keberadaanku di kedai dan lantas menanyakanku pada Faris. Tapi kenapa sekarang dia tidak menyapa aku? Kelihatannya dia bersikap biasa-biasa saja. Hmm.. orang yang aneh. Bahkan saat dirinya keluar dari kedai, dia hanya berlalu begitu saja melewati meja barista, tatapannya hanya tertuju pada pintu keluar.

"Rena, cowok itu aneh. Aku jadi takut. Buat apa dia nanyain aku ke Faris, tadi sikapnya biasa-biasa aja. Aku jadi takut dia nyulik aku."

"Hahaha.. Nyulik kamu? Yang bener aja Mel!"

Aku terdiam menanggapi komentar Rena. Aku merasa tidak nyaman, apa mungkin lelaki itu tahu kalau aku sudah sering memperhatikannya dari jauh? Perasaanku tidak enak. Bagaimana kalau nanti bertemu lagi? Aku membayangkan jika suatu ketika aku sedang memperhatikan dirinya dari sini, dia menoleh kepadaku. Habislah aku. Bisa-bisa dia berpikir kalau aku menyukainya.

Hari ini kedai kopi kami sangat ramai, pelanggan datang silih berganti keluar masuk kedai. Mba Lidya tidak terlihat batang hidungnya hari ini. Mungkin dia punya kegiatan lain diluar sana, selain mengurus kedainya ini. Aku sangat lelah hari ini, aku sampai tidak menghitung, sudah berapa cangkir dan berapa mug besar yang telah kubuatkan minuman hari ini. Akhirnya tiba juga pukul empat sore yang ku nanti, pesanan yang baru masuk beberapa menit lalu, langsung diambil alih oleh Faris. Aku bisa langsung pulang ke rumah sekarang.

Aku membayangkan merebahkan tubuhku yang terasa sangat kaku ini di atas ranjang kesayanganku. Wah.. indah sekali membayangkannya. Apalagi kalau nanti bisa tidur lebih cepat, pasti beruntung sekali rasanya. Bus kota yang mengarah ke daerah rumahku sudah tiba, lantas aku segera menyetopnya dan duduk di kursi pertama tepat di depan pintu masuk. Suasana bus tidak ramai, hanya ada beberapa bangku yang terisi. Meskipun aku sangat ngantuk, aku berusaha menahan kantuk ku.

Aku duduk sambil mengenakan headsheet, mendengarkan lagu-lagu favoritku yang ku putar lewat mp3 di ponselku. Sedang ponselku, tersimpan rapi di dalam tas yang ku tutup rapat risletingnya. Dengan suara lirih aku ikut bernyanyi-nyanyi menirukan lagu yang sedang ku dengar. Wah.. aku benar-benar perlu bekerja keras menahan kantuk ini.

Dulu, aku pernah tertidur di dalam bus kota, saking pulasnya aku tidak mendengar suara apapun. Alhasil aku pun kelewatan, jalan masuk ke rumahku sudah jauh terlewat. Hingga kini, aku pun kapok dan tidak ingin sampai ketiduran lagi di bus kota. Karena itu akan sangat merepotkanku kalau sampai terjadi lagi.

Keesokan harinya aku mendapat jadwal shift siang, karena aku baru saja menarik uang di ATM depan ruko, aku memilih masuk ke kedai lewat pintu depan. Akhirnya aku memergoki lelaki aneh itu saat dirinya sedang bertanya tentangku kepada Faris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun