"Ngaco kamu, Ah. "
"Eh...kenapa kamu ga coba buka hati buat Mas Adit, Ren. Cute juga Thu Mas Adit."Â
Rena hanya tersenyum tipis. Berusaha menyembunyikan debar jantung yang tanpa sadar Ia rasakan.Â
Masak sih Mas Adit punya perasaan ke aku?Â
Selama dua tahun menjadi sekretarisnya cukup membuat Rena memahami bosnya itu. Adit adalah tipikal seorang pemimpin yang sangat ramah, rendah hati, dan berpikiran terbuka. Jadi menurutnya, perhatian Adit terhadapnya itu merupakan hal yang wajar.Â
Tapi Rena sadar, sudah beberapa hari ini Adit jadi lebih perhatian kepadanya. Ia sering menghampiri mejanya, mengajaknya makan siang bersama, mengobrol tentang hal yang remeh remeh, atau hanya sekedar menanyakan kabarnya. Bahkan, Rena pernah beberapa kali memergoki Adit tengah menatapnya diam-diam.Â
Apa iya seorang bos seperti Adit menyukai aku, perempuan yang biasa-biasa saja?Â
Entahlah....
Rena tahu itu. Tapi, Ia tak mau berharap terlalu banyak. Karena Ia tak mau hatinya kembali terluka karena cinta.Â
Bersambung...