Di rumah kontrakanya Rena duduk melamun di sebuah kursi rotan sambil menikmati secangkir teh melati favoritnya. Pikirannya benar-benar kacau sejak bertemu dengan Andre siang tadi yang ternyata adalah kliennya. Rena masih tak percaya akan bertemu dengan lelaki yang udah menyakiti hatinya di tempat ini.Â
Argh...kenapa harus dia sih?Â
Rena heran. Bagaimana lelaki itu masih sanggup memporak-porandakan hatinya hanya dengan berjumpa lelaki pengkhianat itu? Sudah dua tahun berlalu sejak mereka berpisah, tapi entah kenapa Ia masih seperti ini. Rena menepuk dahinya, merasa bodoh setiap kali memikirkan lelaki itu.Â
"Hei, bengong aja. Kesambet lho ntar."Â
Rena terkesiap. Ia mendongak dan mendapati Sandra, teman satu kontrakanya sudah ikut duduk di sebelahnya.Â
"Ada apa? Lagi ada masalah ya?" Kata Sandra lagi.Â
"Enggak." Sahut Rena singkat.
"Bohong. Pasti ada sesuatu. " Kata Sandra dengan tatapan penuh selidik.Â
Rena menghela nafas panjang dan menghembuskanya secara perlahan.Â
"Kamu tahu aku tadi habis ketemu sama Andre."
"Hah? Andre? Andre pacarmu itu?"ucap Sandra seolah tak percaya.Â