Manifesto ini hampir sama dengan manifesto Republik Islam pada 1985, namun tetap keras terhadap Israel dan AS, serta bersikukuh bahwa Hizbullah harus tetap memegang senjata.
Pada tahun 2011, Hizbullah dan sekutunya memaksa pemerintah Saad Hariri yang disokong Arab Saudi untuk turun. Sebelumnya pada 2005, kelompok ini dituduh terlibat dalam pembunuhan Rafik Hariri, ayah dari Saad Hariri.
Hizbullah dan sekutunya kemudian masuk dalam pemerintahan selanjutnya, dimana pengaruh mereka menjadi sangat kuat.
Saat perang Suriah meningkat, ribuan militan Hizbullah diturunkan untuk membantu Bashar al-Assad dalam merebut kembali daerah yang di kuasai pemberontak, terkhusus di sepanjang perbatasan dengan Libanon.
Kehadiran Hizbullah di Suriah semakin mempertajam perang sektarian di Libanon, dimana mereka menjadi target dari bom kelompok militan Sunni.
Dukungan mereka terhadap Bashar al-Assad dan aliasinya dengan Iran juga semakin memperdalam permusuhan terhadap Negara-negara teluk yang dipimpin oleh rival Iran, Arab Saudi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H