Mohon tunggu...
Novia Wulandari Umi Fadila
Novia Wulandari Umi Fadila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Review Buku "Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas" Karya Neng Dara Affiah

31 Oktober 2020   13:00 Diperbarui: 22 September 2024   10:54 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam, Perempuan, Sosial, Politik, Etika, Budaya

Buku ini sangat menjelaskan bagaimana citra perempuan di mata islam, melalui potret kehidupan di masa zaman para nabi dan zaman dimana perempuan tidak dianggap keberadaannya. Tetapi islam melihat serta menempatkan perempuan di tempat yang berharga, banyak nama-nama perempuan yang disebutkan ceritanya di buku ini.

ISLAM DAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN

Ajaran islam memiliki ajaran yang utama salah satunya kesetaraan manusia, islam tidak membeda-bedakan keragaman seperti kelas sosial (kasta), ras, dan jenis kelamin. Tetapi yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya adalah kualitas ketakwaannya, kebaikannya selama hidup di dunia, dan warisan amal baik yang ditinggalkan setelah meninggal. Bahasan kesetaraan dan perbandingan tingkat manusia ini, berdasarkan qur’an surah Al-Hujurat ayat ke-13. Termasuk ke dalamnya adalah mengenai kesetaraan perempuan dan laki-laki, banyak perempuan hebat yang bahkan sangat dihargai dalam islam. Khadijah istri Nabi SAW perempuan pertama yang menyakini kebenaran islam, juga sebagai penyemangat Nabi SAW untuk menyampaikan ajaran yang diterimanya kepada umat manusia. Khadijah membantu nabi dengan dukungan moral, harta, dan mendedikasikan hidupnya untuk islam hingga membuat Nabi SAW sangat terkesan akan ketakwaan istrinya itu. Istri Nabi SAW lainnya yang sangat dihargai adalah Aisyah, Nabi SAW banyak mengajarkan pengetahuan keislamannya kepada Aisyah membuat dirinya berkembang sebagai ahli ilmu agama islam dan ahli sastra bahkan banyak sahabat Nabi dan para tabi’in yang berguru kepada Aisyah. Perempuan hebat lain yang berasal dari kalangan keluarga Nabi SAW adalah Fatimah, salah satu anak perempuan Nabi SAW dan Fatimah mendapatkan didikan dengan pembentukan mental yang kuat dan hidup dalam kesahajaan.

            Ketiga perempuan di keluarga Nabi SAW ini sangat dihormati, disayangi, dan disantuni Nabi SAW selama hidupnya. Hal ini menggambarkan bahwa islam memuliakan perempuan, dimana pada masa itu perempuan di bangsa Arab dianggap sebagai aib keluarga. Perempuan dianggap sebagai manusia yang tidak utuh, dikerdilkan, dan diremehkan. Bahkan karena malu dengan kelahiran anaknya jika perempuan, banyak yang membunuh anak perempuannya di zaman itu. Tetapi berbeda ketika Nabi SAW menerima ajaran islam melalui firman Allah SWT pada surah An-Nahl ayat ke 58-59, yang menyatakan bahwa apa yang dilakukan bagsa Arab terhadap kelahiran anak perempuannya itu adalah sebuah keputusan yang buruk.

            Islam juga membahas mengenai kepemimpinan perempuan, melalui hadis oleh periwayat Ibn Abbas yang menyatakan setiap manusia adalah pemimpin dan setiap manusia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Kepemimpinan disini memiliki konteks yang luas dapat berupa pemimpin pemerintahan, pemimpin pendidikan, pemimpin keluarga, dan pemimpin untuk diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga boleh menjadi seorang pemimpin, dengan makna kepemimpinan bahwa pada diri manusia memiliki tanggung jawab yang harus diemban dan dilaksanakan dengan penuh amanah. Tetapi ada pendapat lain yang berlandaskan pada surah An-Nisa ayat 34, yang isinya laki-laki adalah qowwam dan bertanggung jawab terhadap kaum perempuan. Kata qowwam disini memiliki tafsir yang berbeda, menurut beberapa ahli tafsir qowwam berarti penanggung jawab, memiliki kekuasaan (wewenang), pemimpin, menjaga sepenuhnya, penguasa, yang memiliki kelebihan dari yang lain, dan laki-laki menjadi pengelola masalah perempuan. Asumsi ini muncul karena pihak laki-laki dalam rumah tangga memiliki aset kekayaan yang mampu untuk menghidupi keluarganya sehari-hari, termasuk maskawin untuk si istri. Laki-laki juga dianggap memiliki kelebihan nalar, tekadnya kuat, teguh, lebih kuat, kemampuan menulis, dan keberanian. Oleh sebab itu lah dari kaum laki-laki lahir para nabi, ulama, dan imam.

            Kepemimpinan antara perempuan dan laki-laki bersifat fungsional, ketika didalam suatu perihal kepemimpinan pihak laki-laki mampu menjadi pemimpin maka Ia harus menjadi pemimpin. Tetapi jika pihak laki-laki memiliki suatu penyebab yang membuat ia tidak dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik, maka kaum perempuan boleh menjadi pemimpin jika dirasa mampu dan amanah dalam mengemban kepemimpinannya. Karena memang tidak ada argumentasi kuat yang menghambat seorang perempuan menjadi pemimpin, banyak perempuan dalam sejarah islam menjadi seorang pemimpin. Di Aceh pernah dipimpin oleh Ratu Tajul Alam Shafiyatuddin Syah, Ratu Nur Alam Naqiyatuddin Syah, Ratu Inayatsyah Zakiyatuddin Syah, dan Ratu Kamalat Syah. Di Jawa yang terkenal adalah Ratu Kalinyamat, dan di Sumatera Barat ada Rasuna Said, Rahmah el-Yunussiah dan Roehana Kudus.

            Meskipun islam tidak melarang kepemimpinan perempuan tapi masih saja ada penghambat seorang perempuan menjadi pemimpin, padahal pemeluk agama islam lebih banyak dari kaum perempuan jika kekuatan kuantitas ini didorong bersaam dengan kaum laki-laki islam dapat meraih kemajuan dan kejayaan di dunia. Tantangan lainnya yakni ego kolektif masyarakat yaitu patriarki, dalam patriarki tabu untuk tunduk terhadap kepemimpinan seorang perempuan karena memiliki keyakinan bahwa laki-laki adalah manusia yang lebih utama dan perempuan hanya sebagai pelengkap kaum laki-laki. Karena adanya hambatan ego seperti itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai muslim yang terbuka dengan ajaran syariah dan pengetahuan, dengan cara: 1) Menanamkan pola pendidikan dengan watak kepemimpinan baik untuk lai-laki dan perempuan jangan dibedakan. 2) Anak laki-laki dan perempuan berhak untuk mendapatkan akses yang sama untuk perkembangan diri mereka. 3) Memberikan kebebasan memilih sesuai hati nuraninya. 4) Melatih perempuan jatuh bangun terhadap pilihannya agar muncul pendewasaan yang bersifat otonom. 5) Menghindari pengerangkengan perempuan dalam sangkar dengan alasan perlindungan, karena dapat menyebabkan perempuan menjadi kerdil dan gagap akan realitas kehidupan.

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DAN OTONOMI DIRI

Munculnya kepemimpinan dan otonomi diri perempuan, banyak yang dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya. Seperti Benazir Bhutto anak dari Ali Bhutto yang sedari kecil sudah diceritakan tokoh-tokoh hebat dunia, hal ini sangat merangsang keingintahuan Benazir kecil hingga Ia menjadi perempuan yang kuat tokoh hebat selanjutnya di dalam sejarah. Di Indonesia sendiri dapat kita gambarkan dengan Megawati Soekarnoputri anak dari Presiden pertama RI Seokarno, meski sebelumnya Megawati secara sah tidak bergabung dengan perpolitikan RI tetapi di lingkup keluarga ayahnya sering menceritakan perkembangan perpolitikan RI membuat Megawati peka terhadap geoperpolitikan RI.

            Kendala akan kepemimpinan perempuan banyaknya berasal dari khalifah (pemimpin)  harus perempuan karena ia harus menjadi imam masjid dan mendakwahkan ajaran islam kepada yang dipimpinnya, argumen ini dibantah dengan cerita Khadijah yang pada masa itu menjadi penopang ekonomi keluarganya karena kekayaan yang ia miliki. Kemudian Siti Aisyah yang menjadi pemimpin perang Jamal, dan Ratu Bilqis sosok pemimpin negeri Saba yang arif, adil, dan bijaksana. Sebab kepemimpinan itu ada karena dibentuk, baik laki-laki maupun perempuan dapat dibentuk dalam dirinya sifat kepemimpinan yang memang diharapkan dalam islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun