Mohon tunggu...
Novan Noorwicaksono Bhakti
Novan Noorwicaksono Bhakti Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

Berusaha menebarkan kebaikan dalam media dan kondisi apapun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Pergerakan Nasional Indonesia

7 Mei 2023   13:31 Diperbarui: 7 Mei 2023   13:33 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mereka adalah Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudi), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Indische Partij merupakan pergerakan nasional yang bersifat politik murni dengan semangat nasionalisme modern.

Indische Partij berdiri atas dasar nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan Indonesia. Dalam pandangannya, Indonesia dianggap sebagai National Home bagi semua orang, baik penduduk bumi putera maupun keturunan Belanda, Cina, dan Arab, yang mengakui Indonesia sebagai tanah air dan kebangsaannya.

Paham konsepsi kebangsaan ini pada waktu itu dikenal sebagai Indisch Nasionalisme, kemudian diubah menjadi Indonesische Nationalisme atau Nasional Indonesia. Selanjutnya konsepsi ini dikembangkan oleh partai-partai lain seperti Perhimpunan Indonesia dan PNI. Hal itulah yang menyatakan bahwa Indische Partij sebagai partai politik pertama di Indonesia.

Indische Partij dinyatakan sebagai partai terlarang pada 4 Mei 1913. Douwes Dekker tetap berjuang di jalur politik. Ki Hajar Dewantara melanjutkan perjuangan dalam bidang pendidikan. Tjipto Mangoenkoesomo tetap mengambil jalan politik radikal sampai ditangkap dan diasingkan. Indische Partij merupakan partai politik pertama yang mengajukan konsepsi nasionalisme.

4.    Muhammadiyah

Sekembalinya dari Tanah Suci Mekkah, K.H.Ahmad Dahlan memiliki cita-cita untuk pembaharuan keagamaan. K.H. Ahmad Dahlan memilih masuk Budi Utomo pada tahun 1909 untuk mengajarkan agama Islam. Di situ dia mendapat saran untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang bersifat permanen. Maka pada tanggal 18 November 1912 (Zulhijjah 1330 H) Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta.

Muhammadiyah mendapatkan badan hukum No. 81 tanggal 22 Agustus 1914 di Yogyakarta. Pada 2 September 1921 Muhammadiyah mendapatkan izin untuk membuka cabang di seluruh Hindia Belanda. Muhammadiyah berjuang untuk memurnikan ajaran dan pendidikan Islam. Organisasi ini mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabligh di mana dibicarakan masalah-masalah Islam, menertibkan wakaf dan mendirikan masjid-masjid serta menerbit buku-buku, brosur-brosur surat-surat kabar dan sebagainya.

Usaha lain untuk mencapai maksud dan tujuannya ialah :

a.  Mengadakan dakwah Islam

b.  Memajukan pendidikan dan pengajaran

c.  Menghidupkan-suburkan masyarakat tolong-menolong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun