Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Gula Selalu Menjadi Tersangka?

13 Juli 2024   17:36 Diperbarui: 13 Juli 2024   21:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Gula (sumber gambar : Bing Creator AI)

Label untuk industri makanan mungkin akan diikuti oleh pabrikan besar. Untuk memenuhi legalitas usaha. Lalu bagaimana dengan makanan UMKM, makanan produksi rumahan , perlukah juga mencantumkan label kadar Gula.

Standar pengujian apa yang akan digunakan ? Siapa yang akan menguji, memberikan label dan memastikan label gula yang tertera benar. Termasuk memastikan bahan baku gula sudah terverifikasi sebagai gula yang sesuai dengan kesehatan.

Kalau pelabelan Gula hanya bersifat normatif, hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Yang penting ada label. Ya, cukup mengkhawatirkan. Tak berefek apa apa..

Salah Gula atau Salah Manusianya ?

Seperti judul artikel ini, Mengapa Gula Menjadi Tersangka ?. Kalau mau jujur, apakah benar gula yang bersalah ? sama ketika saya ikut dalam menangani pasca bencana gempa. Kerusakan bangunan seringkali ditimpakan kepada guncangan gempa. Padahal ?

Maaf kembali ke tema...

Apakah Gula sebagai pencetus penyakit ? Atau Apakah Gula sebagai aktor utama dari naiknya angka penderita diabetes, obesitas ?. Ternyata dalam riset, gula hanya menjadi salah satu bagian pencetus diabetes tipe 2. Faktor genetik, gaya hidup, kurangnya aktivitas olahraga, stress , kebiasaan merokok dan kurang tidur menjadi faktor resiko yang wajib diwaspadai.

Kebiasaan makan dan minum, ngemil,  jajan, hangout yang membuat asupan gizi ke dalam tubuh jadi tidak seimbang. Kebiasaan asal makan yang penting enak dan kenyang, sembarangan dan sembrono merupakan ujung dan pangkal tubuh mengalami ketidaknormalan yang akibatnya fungsi tubuh berjalan tidak sesuai dengan tupoksi.

Ginjal, Pankreas, Jantung, paru paru, hati , aliran darah mengalami kesulitan dan akhirnya bekerja tidak normal. lalu kita menamakan penyakit. kalau dirunut, kesalahan terbesar kembali kepada manusianya.

Cerdas dan bijak dalam memilih makan dan minum. Perhatikan jumlahnya, perhatikan kandungannya, perhatikan gizinya, perhatikan kebersihannya. Jangan hanya fokus karena enak, populer, viral atau harganya murah. 

Label Kandungan Gula memang perlu, saya secara pribadi setuju.Walau dalam kenyataannya, label peringatan bahaya merokok dan juga disertakan gambar yang menyeramkan tetap tidak menghentikan para perokok.

Kandungan Gula dalam label dengan diberi warna khusus sebagai atensi kepada masyarakat agar menghitung berapa jumlah gula yang ditolerir masuk dalam tubuh. Perlu edukasi kepada masyarakat untuk menghitung asupan Gula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun