Mohon tunggu...
nova arninazira8104
nova arninazira8104 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I like eating snacks and walking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori empati dari martin hoffman

19 Januari 2025   23:20 Diperbarui: 19 Januari 2025   23:20 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ringkasan

Teori Hoffman memberi tahu kita banyak hal tentang "sisi emosional" moralitas dan beberapa kekuatan serta keterbatasan empati serta pengaruhnya terhadap perilaku moral. Tekanan empati umumnya harus mengatasi motif egois agar perilaku moral terjadi. Hoffman percaya bahwa empati adalah sifat evolusi; dan seperti sifat evolusi lainnya, seperti kemampuan kognitif, kemungkinan besar berada pada distribusi kurva lonceng, dengan sebagian dari kita memiliki kapasitas empati yang lebih besar daripada yang lain. Empati juga memiliki keterbatasan lain, seperti gairah yang berlebihan dan kurang, pembiasaan, dan bias. Terlepas dari keterbatasannya, empati dapat menjadi kekuatan yang kuat untuk motivasi moral. Upaya para pendukung hak-hak hewan untuk menghasilkan tekanan empati yang datang secara alami kepada kebanyakan orang ketika dihadapkan dengan kenyataan hidup yang mengerikan bagi puluhan miliar makhluk nonmanusia yang tidak bersalah yang dilemparkan ke neraka peternakan hewan sangatlah berharga. Ada alasan mengapa industri (termasuk sektor bebas kandang dan peternakan lepas) tidak dan tidak akan membuka pintunya untuk media massa atau untuk inspeksi masyarakat umum. Ada alasan mengapa kita tidak melihat liputan media massa tentang kehidupan hewan: tekanan empati akan sangat besar, akan menyebabkan konflik moral yang signifikan di seluruh masyarakat dan akhirnya akan menyebabkan perubahan dalam apa yang kita pilih untuk dimakan. Tren vegan yang meluas di masyarakat akan meringankan sebagian besar neraka yang tak terbayangkan ini. Kita masing-masing, sebagai individu, dapat menginternalisasi veganisme sebagai keharusan moral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun