Mohon tunggu...
M. Nova Burhanuddin
M. Nova Burhanuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya mahasiswa yang sedang menempuh studi keislaman di Universitas Al-Azhar Mesir. Semoga Kompasiana ini dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi dan pengetahuan yang menarik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksistensialisme Maqashid Syariah

26 Juni 2016   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2016   08:24 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemandirian Maqashid Syariah sebagai Peruncing Peran Ushul Fiqih

Muhammad ath-Thahir bin ‘Asyur sebagai Model

Oleh: M. Nova Burhanuddin, Lc.

Nov987@gmail.com

“Dan dari sini tidak diperkenankan, bagi orang yang merenungkan kitab ini, orang yang memberi faidah atau yang mengambil faidah merenungkannya sehingga ia puas ilmu Syariah, ushulnya dan furu`nya, manqulnya dan ma’qulnya, tidak mengekalkan taqlid dan fanatik pada madzhab. Karena jika demikian, ditakutkan atasnya terbaliklah padanya apa yang dititipkan dalam kitab ini jadi fitnah secara aksidental padahal ia hikmah secara esensial.”

(Abu Ishaq asy-Syathibi dalam al-Muwâfaqât)

Abstraksi

كانت المقاصد الشرعية في العصر المعاصر تمثل محورا خطابيا مشهورا في ميدان العلوم الشرعية بأسرها لاسيما بعد محاولة فصلها واستقلالها عن أصول الفقه أُمّها الأصلية التاريخية على يد الشيخ العلامة محمد الطاهر بن عاشور التونسي في كتابه الرائع مقاصد الشريعة الإسلامية . فتوالت بعده التصانيف الكثيرة في المقاصد الشرعية محاولة إبراز الجانب الإستقلالي المقاصدي ، ومغافلة أساسها الأصولي في أحيان كثيرة . فهذا البحث يريد أن يُفهم هذه الظاهرة الإستقلالية ويُبرز الجانب الوجودي لها من حيث أنّ علاقة المقاصد الشرعية بأصول الفقه علاقة علمية وجودية لا يغني الواحد منهما عن الآخر وكذا العلوم الإسلامية الأخري أساسا .

Pembuka

           Makalah ini berusaha menjernihkan persoalan seputar pemisahan Maqashid Syariah dari Ushul Fiqih, bagaimana gambaran utuhnya, kemungkinannya, dan efektivitasnya. Dari penelitian lebih lanjut dalam aspek-aspek tersebut akan kita dapati ‘kekaburan’ konsep tersebut dan ‘ketidak-konsistensinya’, lantaran pemisahan Maqashid Syariah dari Ushul Fiqih tidak benar-benar bisa dilakukan. Atau paling tidak akan kita dapati pemahaman yang seharusnya dari konsep pemisahan ini dan bahwa usaha pemisahan tersebut tidak benar-benar seheboh yang ditampilkan oleh tampilan luar-sekilas konsep tersebut.

            Judul di atas dipilih lantaran menjadi semacam jalan tengah dan jalan damai antara kecenderungan Maqashid Syariah semata dengan kecenderungan Ushul Fiqih semata dalam memahami nas dan dalam memahami persoalan  eksistensi kemanusiaan-ketuhanan. Memahami nas tanpa  memahami eksistensi kemanusiaan-ketuhanan tidak mungkin efektif, begitupun sebaliknya, memahami  eksistensi kemanusiaan-ketuhanan tanpa nas hanya akan jadi kegelapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun