Seiringnya waktu merekapun berteman, pembicaraanpun berlanjut sampai mereka mempunyai niat untuk menyeberangi sungai untuk membuka lahan diseberang sungai tersebut, tetapi mereka tidak sanggup menyeberangi sungai itu karena daerah itu sudah dikuasai oleh raja Bujang.
(Mereka berusaha menyeberang (tapi tidak bisa))
"Pangeran Yuda kayaknyo aku dak sanggup untuk menyeberangi sungai ini, tempat ini sudah dipagari hal gaib."
"Same, aku juge dak bise, aku nyerah."
Akhirnya mereka berduapun memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya (KUNTALA). Beberapa saat kemudian datanglah seorang ulama pendatang dari Banjarmasin bernama KH. Baharuddin yang berasal dari Banjar. Ia menetap juga di KUNTALA itu.Â
Melihat kealiman ulama tersebut lalu Yuda Satria meminta tolong kepada beliau untuk menembus pagar gaib itu.
"Wahai Tuan bisakah engkau membantu kami untuk menembus pagar gaib yang ada diseberang sana? Kami sudah berusaha untuk melewatinya dan kami tidak sanggup, barangkali tuan bisa untuk menembusnya."
"Baiklah anak muda, jika kalian tidak sanggup menyeberangi sungai itu maka aku akan mencobanya. Kalian tunggu saja disini, jika aku berhasil aku akan membawa kalian untuk bermukim disana. Apakah kalian setuju?"
"Baiklah Tuan."
"Bismillahirrahmanirahim ya Allah izinkan hamba menyeberangi sungai ini dengan mudah dan
selamat untuk bertemu penguasa daerah ini"